1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Giliran Jumantik cilik Kaubun disuluh pencegahan tentang DBD

“Faktor utama penyebab penyakit demam berdarah adalah nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit melalui gigitan kepada orang lain,” kata Yuw

Pelaksanaan sosialisasi pemberantasa DBD kepada kader jumantik cilik di Kaubun yang digagas Dinas Kesehatan Kutim. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Rabu, 30 Agustus 2017 14:54

Merdeka.com, Kutai Timur - Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Kutai Timur (Dinkes Kutim) gencar melakukan sosialisasi pencegahan wabah penyakit demam berdarah dangue (DBD). Selain itu, juga melakukan rekrutmen juru mantik (Jumantik) kecil di sekolah-sekolah di Kutim.

Jika beberapa waktu lalu di kecamatan Kaliorang dan Sangkulirang, kini giliran kecamatan Kubun juga mendapat kesempatan penyuluhan bagaimana pencegahan dan penyebaran DBD. Langkah ini dilakukan, agar DBD bisa ditekan sekecil mungkin di tengah masyarakat.

Kegiatan ini dipimpin Kepala bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Yuwana, didampingi Kepala Seksi (Kasi) P2PM Ahsan Zainuddin. Dihadiri Wakil Ketua Forum Kabupaten Sehat (Forkahat) Abu Faqih, Staf P2PM Rika Oktora, Harwati, Wawan, Kepala UPT Pendidikan Muhammad Nur, Kepala UPT Puskesmas dr Fikasa dan beberapa perwakilan murid sekolah serta guru UKS dari SD, SMP, SMA kecamatan Kaubun. Sekitar 50 siswa siswi terpilih dari setiap sekolah memenuhi ruang kelas memakai seragam sekolah masing-masing.

Kepala Bidang P2P dr Yuwana Sri Kurniawati mewakili Kepala Dinkes mengatakan, bahwa kader Jumantik cilik akan bertugas sebagai pemantau jentik. Dengan tujuan mencegah penyebab penyakit demam berdarah (DBD) yang bersumber dari nyamuk aedes aegypti.

“Faktor utama penyebab penyakit demam berdarah adalah nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit melalui gigitan kepada orang lain. Artinya nyamuk aedes aegypti sebagai sumber penyakit DBD yang harus segara diberantas,” tutur Yuwana.

Sedangkan Kasi P2PM Ahsan Zainuddin menerangkan bagaimana cara kerja kader jumantik cilik dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menuju sekolah bebas jentik. Melalui berbagai tahapan seperti anak sekolah sudah mendapatkan pembinaan atau penyuluhan teknis dari guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Sebelumnya sudah mendapatkan arahan dari Puskesmas yang dilakukan secara berkala.

“Kepala sekolah melalui guru berperan sebagai penanggungjawab PSN. Nanti setiap Kepala sekolah memberikan laporan rutin perbulan kepada Puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan PSN Jumantik anak sekolah setiap pekannya,” jelas Ahsan.

Ahsan menambahkan, kader Jumantik cilik ini wajib ada disetiap kelas meliputi kriteria mampu membaca menulis, menjadi Motivator bagi rekan-rekan siswa siswi yang lain. Serta mau bekerjasama dengan petugas Puskesmas, guru dan petugas kebersihan sekolah. Kemudian peran dan tanggung jawab Jumantik anak sekolah adalah dengan melakukan kegiatan memantau dan membuat catatan laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah serta tempat tinggalnya, kepada guru penanggungjawab PSN sekolah dengan menggunakan formulir hasil pemantauan dan sosialisasi PSN 3M Plus dan pengenalan DBD.

“Jadi bisa disimpulkan, PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan menimbun plus memanfaatkan barang bekas yang masih bernilai ekonomis (3M) plus. Terencana secara terus menerus dan berkesinambungan. Ini cara paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat,” tuturnya.

Kepala UPT Pendidikan Muhammad Nur menyambut baik kegiatan ini. Dia mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi generasi penurus agar nanti dapat diaplikasikan di sekolah maupun masyarakat.
“Harapan saya apa yang diberikan oleh Dinkes akan tercipta generasi yang sehat jasmani dan rohani,” harapnya.

Para peserta antusias mengikuti pelatihan ini. Salah seorang guru UKS perwakilan SDN 07, Sapci mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi sekolah khususnya yang berada di pedalaman. Bahkan jarang sekali ada penyuluhan dan pelatihan seperti ini.

“Saya sebagai guru pembina UKS siap melaksanakan dan mengembangkan palatihan ini kepada siwa-siswi saya,” ujarnya.

Salah seorang peserta sosialisasi Kade Evi Widyasari perwakilan SMAN 01 Kaubun juga menambahkan, dengan adanya sosialisai ini, ia mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Bagaimana cara mencegah penyakit DBD sejak dini serta memberantas jentik nyamuk. Ia berharap agar di Kecamatan Kaubun tidak lagi ada yang terkena penyakit DBD.


(AJ/AJ)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA