"Yang Ikut jambore ke Korsel ini merupakan pramuka penggalang, penegak putra dan putri usia 12-17 tahun," kata Supratman.
Merdeka.com, Kutai Timur - Anggota pramuka Kutai Timur tak hanya mengikuti kegiatan lokal maupun nasional saja. Kini, sebanyak 15 anggota pramuka asal kabupaten yang memiliki penghasilan sawit tersebut sudah go internasional, dengan mengkuti jambore internasional ke-14 di Nakdongdang Riverside Dalseong-gun Daegue-City Korea Selatan (Korsel).
Ke- 15 pramuka itu terdiri dari SMP Negeri 1 Sangatta Utara, SMP YPPSB dan SMP Negeri 1 Sangatta Selatan. Keberangkatan mereka dilepas secara resmi oleh Asisten Administrasi HM Edward Asran meakili bupati Kutim Ismunandar yang sedang dinas luar.
Acara pelepasan itu juga dihadiri sejumlah pejabat seperti Kabag Humas Setkab Kutim Muchtar, Kabid Sistem Informasi dan Kependudukan Disdukcapil Heldi Frianda. Sekretaris Kwarcab Pramuka Kutim Suratman, serta pendamping para pramuka Noor Kholis dan Yolan Fitri.
Sebelum pelepasan, Sekretaris Kwarcab Kutim Suratman menyampaikan, peserta yang ikut Jambore Internasional di Korsel ini merupakan pramuka penggalang, penegak putra dan putri dengan usia 12-17 tahun. Memiliki badan sehat serta mendapat izin dari orang tua dan sekolah.
“Terpenting dapat berbahasa inggris. Pengiriman utusan pramuka di Jambore Internasional ini merupakan bentuk pembinaan, guna membuka wawasan para generasi muda utamanya yang tergabung di dalam kepramukaan Kutim,” ungkap Suratman.
Sedangkan Asisten Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten M Edward Azran memberi pesan moral untuk dijadikan pegangan selama mengikuti event dimaksud. Menurutnya orang yang rajin dan giat belajar dapat meningkatkan kompetensi.
“Lebih siap saat berhadapan dengan dunia yang penuh dengan persaingan. Orang itulah yang akan sukses, termasuk mempelajari bahasa. Karena bahasa merupakan faktor terpenting yang harus dipahami,” jelas Edward.
Untuk itu dia mengingatkan kembali kepada para pramuka yang akan menjadi duta bangsa agar tidak malas belajar. Termasuk belajar menguasai teknologi menyesuaikan kondisi nyata di zaman sekarang. Sekaligus mempersiapkan kehidupan generasi muda hingga masa 25-30 tahun ke depan dengan meningkatkan keterampilan. Selanjutnya, sambung Edward, nilai moral yang diajarkan di kepramukaan harap diaplikasikan, dengan cara melakukan yang terbaik. Karena kualitas setiap orang akan dinilai oleh masyarakat lainnya.
“Jaga nama baik Kutim khususnya Bangsa Indonesia selama berada di negeri Ginseng tersebut. Petik pengalaman di negeri orang untuk dikembangkan ilmunya di tanah air. Selamat jalan para duta bangsa,” pungkas Edward sebelum melepas.