Pertanian singkong gajah berpeluang memberikan nilai manfaat besar pada masyarakat
Merdeka.com, Kutai Timur - Pengembangan komoditi unggulan singkong gajah sudah dilaksanakan di Kecamatan Rantau Pulung. Pengembangan ini akan menjadi peluang baru untuk meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat dan dapat mengimbangi perkebunan kelapa sawit dan komoditi lain yang sudah lebih dulu berjalan.
“Pertanian singkong gajah berpeluang memberikan nilai manfaat besar pada masyarakat di desa sebagai penyanding perkebunan sawit dan batu bara,” jelas Bupati Ismunandar saat memimpin acara rapat koordinasi coffee morning di Ruang Meranti, Kantor Bupati, Senin (1/8).
Agar program pengembangan singkong gajah dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat, khususnya warga Rantau Pulung, Bupati meminta para camat untuk menginvetarisasi warganya. Terutama masyarakat yang tidak memiliki modal atau tidak mampu maupun gagal mengembangkan usaha di bidang perkebunan sawit agar beralih ke pertanian singkong gajah sebagai solusi untuk meningkatkan penghasilan.
Ismu mengatakan tidak menjadi soal Kutim dikenal sebagai kabupaten singkong, asalkan singkong produksi pertanian di daerah ini benar-benar memberikan nilai manfaat yang besar bagi warga. Demi kesuksesan program tersebut, Ismu meminta agar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi, yaitu Dinas Pertanian dan Perternakan agar terus memberi pendampingan terhadap program ini.
Contohnya adalah menciptakan peluang pasar melalui kerjasama dengan sejumlah perusahaan yang ada di wilayah Kutim. Selain itu melibatkan pihak lain sebagai pembeli produk pertanian komoditi singkong gajah.
“Tolong dikawal program pengembangan singkong gajah ini oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Carikan pasarnya agar petani tidak sulit menjualnya,” pinta Ismu.
Rapat kali ini dipimpin Bupati Ismunandar didampingi Wakil Bupati Kasmidi Bulang dan dihadiri Para Asisten, sejumlah Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebelum Bupati memberikan tanggapannya, Camat Rantau Pulung Poniso Suryo Renggono sebelumnya melaporkan bahwa kini di wilayahnya terdapat pabrik singkong. Telah memproduksi hingga menghasilkan tempung tapioca.
“Pabriknya ada dua, yaitu di Desa Tepian Makmur yang berkapasitas 2 ton perjam dan Desa Kebun Agung berkapasitas 5 ton perjam. Kini masing-masing menghasilkan 5 ton sampai 15 ton tepung tapioka,” katanya.
Menurut Poniso komoditi singkong gajah dapat lebih dikembangkan lebih besar lagi. Karena di Rantau Pulung sendiri masih terdapat ratusan hektare (Ha) lahan yang potensial. Ditambahkan, penjual singkong gajah ke pabrik bukan dari Rantau Pulung saja, namun juga dari kecamatan lain seperti Batu Ampar. Berdasarkan hasil laporan masing-masing kepala desa total lahan potensial di Rantau Pulung ada 390 Ha.