“Kami meminta pengurus KNPI bersih dari narkoba, ini sudah prinsip dan keputusan bersama," ungkap Munir.
Merdeka.com, Kutai Timur - Untuk mewujudkan komitmen pemuda di daerah ini, pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kutai Timur menjalani tes urine. Jika terbukti positif narkoba, ada kemungkinan bisa dipecat dari kepengurusan organisasi wadah pemuda tersebut.
Tes urine ini dilakukan di Gedung Serba Guna (GSG) kawasan Bukit Pelangi, kerjasama dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dan Polres Kutim, dan wajib diikuti pengurus KNPI. Kegiatan yang digelar pada Rabu (19/4/2017) itu, merupakan salah satu program kerja dalam Rakat Kerja Daerah (Rakerda) KNPI.
"Ini bentuk keprihatinan, di mana Kutim menjadi daerah kedua terbesar dalam penggunaan narkoba (di Kaltim). (Untuk itu) Kami meminta pengurus KNPI bersih dari narkoba, ini sudah prinsip dan keputusan bersama," ungkap Munir.
Ia menerangkan, agenda tes urine juga telah dikoordinasikan dengan BNK Kutim dan pihak Polres Kutim sebagai pelaksana teknis. Munir menambahkan, jika dalam tes ini pengurus terindikasi menggunakan narkoba, maka segera diberikan sanksi administratif hingga pemecatan. Tes urine ini merupakan tahap awal, tentu jika ditemukan ada yang terindikasi menggunakan lebih dulu diberi pembinaan dan rehabilitasi, namun tetap ada sanksi.
Sementara itu, Ketua BNK Kutim Sarwono Hidayat pada kegiatan ini menurunkan sekitar 5 petugas untuk mengecek urine Anggota DPD KNPI Kutim. Disiapkan absen dan dua ruang kamar mandi di GSG, agar peserta mengeluarkan urine.
“Kami mendapatkan kepercayaan dari KNPI dalam pengecekan urine kepengurusan anggota pemuda ini. Program ini menjadi jalinan kerja sama tak pernah putus BNK dilibatkan menuju KNPI sebagai organisasi pemuda tanpa narkoba,” jelasnya.
Sarwono menambahkan jika dalam tes urine ada yang positif narkoba langsung dilaporkan ke jajaran petinggi DPD KNPI Kutim. Kabar maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kutim terbukti bukan isapan jempol belaka. Kini Kutim masuk daerah rawan narkoba, hal itu terbukti dengan mudahnya barang haram tersebut masuk ke setiap lini masyarakat. Mengantisipasi hal tersebut, ia menghimbau agar mulai dari pemerintah hingga masyarakat secara kolektif bisa melakukan gerakan yang benar-benar preventif. Dalam pengawasan penyalahgunaan narkoba.
“Gerakan itu bisa dimulai dari pencegahan dan pengawasan di lingkungan terdekat, seperti di rumah, RT sampai di lingkungan kerja. Bahaya narkoba tak mengenal siapa dan apa. Sekali mencoba bisa terjerumus sehingga dampak buruknya pasti akan terasa, cepat atau lambat,” pungkasnya.