“Sudah saatnya PKK harus menciptakan bidang kegiatannya sendiri melalui 10 program pokok PKK dengan semangat kerja yang optimal,” kata Rini.
Merdeka.com, Kutai Timur - Ketika Tim Penggerak PKK Kabupaten Kutim melakukan Supervisi, Pelaporan, Evaluasi dan Monitoring (SPEM) ke kecamatan Kaubun mengaku kagum dengan perkembangan PKK di sana. Selain memiliki produk unggulan yang bisa ‘dijual’ dan telah membentuk 1144 dasawisma yang tersebar di seluruh desa se-kecamatan Kaubun.
Tim PKK ketika melakukan kunjungan kerja ke Kaubun, dipimpin Wakil Ketua III Rini Indarti, didampingi Wakil Sekretaris III Nurrahmi Asmalia, Kelompok Kerja (Pokja) I Murtiningsih, Pokja II Hasnah Hasan, Pokja III Totok Susanto, dan Pokja IV Harwati.
Kegiatan itu berlangsung di Balai Pertemuan Kantor Camat Kaubun Desa Bumi Etam. Kunjungan kerja TP PKK Kutim diterima Ketua TP PKK Kaubun Elly Tresnawati bersama Sekcam Muhammad Yusufsyah, dan jajaran pengurus TP PKK Desa se-Kaubun mulai dari Bumi Etam, Bumi Rapak, Bumi Jaya, Cipta Graha, Kadungan Jaya, Mata Air, dan Bukit Permata.
Wakil Ketua III TP PKK Kutim Rini Indarti saat membacakan sambutan Ketua TP KK Kutim Hj Encek UR Firgasih mengutarakan SPEM melakukan road show di 18 kecamatan tentunya menjadi penggerak wadah aktivitas sosial kemasyarakatan bagi keluarga. Gerakan PKK harus terarah pada terwujudnya kehidupan keluarga yang lebih maju, mandiri, bahagia, sehat dan sejahtera .
“Dalam kaitannya dengan tugas PKK, sudah saatnya PKK harus lebih mampu menciptakan bidang kegiatannya sendiri melalui 10 program pokok PKK dengan semangat kerja yang optimal. Sebagai mitra kerja pemerintah gerakan PKK dalam 10 program PKK nya pada dasarnya sudah menggambarkan bahwa hal-hal yang dikelola oleh gerakan PKK itu mencakup seluruh kebutuhan dasar hidup manusia sejak masih dalam kandungan sampai dengan lanjut usia,” kata Rini.
Sedangkan Ketua TP PKK Kaubun Elly Tresnawati mengatakan kedatangan rombongan TP PKK Kabupaten menjadi salah satu motivasi sekaligus menyerap ilmu dalam mengaplikasikan arahan dan bimbingan mengenai SPEM dan penilaian kepada Desa Bumi Etam sebagai sampel percontohan program PKK.
“Kami dapat mengetahui kemajuan atau kemunduran apa yang telah kami laksanakan selama kurun waktu satu tahun. Jika ada kemajuan atau peningkatan semua berkat bimbingan dan arahan dari TP PKK Kabupaten yang selama ini tidak henti-hentinya memberikan perhatian,” terang Elly.
Istri dari Camat Kaubun Muhammad Amin tersebut menegaskan tidak kalah pentingnya adalah kerjasama antara TP PKK Kecamatan dan TP PKK Desa yang selalu bahu membahu menggerakkan PKK melalui kemajuan PKK di desanya untuk focus mensejahterakan masyarakat. Dikatakan, saat ini tim TP PKK Kaubun sudah melakukan sosialisasi dan bimbingan pembinaan serta penguatan lembaga kepada kelompok-kelompok Dasawisma di setiap Rukun Tetangga (RT) se-Kaubun.
“Kami gencar dan fokus dalam peningkatan sumberdaya manusia (SDM). Sasaran utama di tingkat RT, guna mewujudkan sinergitas program Pemkab Kutim Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu (Gerbang Desa Madu). Kami juga telah melaksanakan pembinaan teknis pembuatan tanaman obat keluarga (Toga) setiap kelompok desa,” tambah Elly.
Elly juga melaporkan hingga saat ini di Kaubun sudah terbentuk sebanyak 144 kelompok dasawisma, yakni tersebar di Desa Bumi Etam ada 15 kelompok, Bumi Rapak 30 kelompok, Bumi Jaya 21 kelompok, Cipta Graha 19 kelompok, Kadungan Jaya 11 kelompok, Pengadan Baru 14 kelompok, Mata Air 13 kelompok, dan Bukit Permata 21 kelompok.
“Tim TP PKK Kaubun juga sudah melakukan pendataan dan pembuatan profil setiap dasawisma bekerjasama dengan peserta KKN mahasiswa STIPER Sangatta beberapa waktu lalu,” tuturnya.
Pihaknya telah melaksanakan kegiatan pelatihan keterampilan pembuatan kerajinan dengan bahan bakunya dari tumbuhan ketak (rambat liar). Bahkan dijadikan produk unggulan TP PKK Kaubun. Ketika penutupan pelatihan beberapa waktu lalu, Ketua TP PKK Kutim Bunda Encek UR Firgasih langsung memesan kerajinan piring dari ketak sebanyak 2.000 buah yang akan dibagikan kepada seluruh TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Kutim.
“Ini menjadi kebanggaan kami. Bahkan produk unggulan ini diikutsertakan dalam pemeran UKM tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional. Kami termotivasi ingin mewujudkan Desa Kadungan Jaya menjadi “Kampung Ketak” yaitu daerah pusat penghasil kerajinan ketak,” kata Elly.
Selain itu, ada juga sektor pertanian dengan olahan tepung mocaf yang terbuat dari singkong gajah yang hasilnya bisa dijadikan kue atau pun wingko. Ada rencana membuat lomba pembuatan kue berbahan dasar tepung mocaf yang merupakan produkasi Kecamatan Kaubun.