“Kegiatan ini sekaligus suatu upaya pembinaan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun," kata Marthen.
Merdeka.com, Kutai Timur - Halaman Masjid Agung Sangatta, Komplek Islamic Center, Bukit Pelangi belum lama ini dipenuhi ratusan anak-anak dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) Sangatta. Ternyata murid-murid tersebut hadir untuk mengikuti gebyar senam “Si Kombi” dalam rangka memperingati "Hari Ulang Tahun Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI)”.
Dilaksanakan itu digelar serentak se-Indonesia dengan mengusung tema "Jujur Sepanjang Hayat". Kegiatan hari itu dibuka oleh staf ahli bupati Kutim bidang kemasyarakatan dan sumberdaya manusia dr Marthen Luther.
Pada kesempatan itu, Marthen mengajak kepada semua pihak yang terkait agar menjadikan momentum peringatan ini sebagai upaya untuk menyukseskan program Gerakan Nasional Pembelajaran Aku Anak Jujur (GERNAS MANJUR) pada anak usia dini.
“Sekaligus merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,” jelasnya.
Menurutnya hal tersebut sangat penting dilaksanakan sebagai dasar pembentukan kepribadian secara utuh. Yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Marthen juga menjelaskan bahwa pembentukan karakter pribadi anak sebaiknya dimulai dalam keluarga. Karena anak mulai berinteraksi dengan orang lain pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga.
“Diterapkan sejak anak usia dini. Karena pada usia dini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi," sebut mantan Kepala Dinas Kesehatan Kutim ini.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten (Disdikbud) Edy Sofyan menjelaskan pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral. Karena pendidikan karakter bukan sekedar mengerjakan mana yang benar dan makna yang salah.
“Tetapi lebih dari itu karena pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik. Sehingga anak-anak menjadi faham tentang mana yang benar dan salah, serta mampu merasakan nilai yang baik,” jelas Eddy.
Untuk itu, seorang pendidik dituntut untuk memahami karakteristik anak usia dini. Arti pentingnya belajar untuk anak usia dini pembentukan karakter anak melalui kegiatan rutin, kegiatan terprogram, sepontan dan keteladanan. Pembentukan karakter ini dapat dilakukan dengan pola tertentu seperti prilaku yang teratur, disiplin, dan baku atau sesuai standar.
Untuk mendukung pembinaan karakter pada anak usia dini, Pemkab Kutim melalui Disdikbud telah memberikan bantuan beasiswa kualifikasi ke jenjang Pendidikan S1 kepada bunda-bunda PAUD sejumlah 176 orang. Dengan harapan akan menjadi tenaga pendidik profesional dalam mengembangkan bakat dan kemampuan anak usia dini.