1. KUTAI TIMUR
  2. PARIWISATA

Terumbu karang kawasan wisata pantai Teluk Lombok terancam punah

" Sudah seharusnya masyarakat dan pemerintah ikut menjaga ekosistem di kawasan itu agar tetap terpelihara dengan baik".

Terumbu karang kawasan pantai Teluk Lombok terancam punah jika tidak dipelihara dengan baik. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 14 Januari 2017 12:00

Merdeka.com, Kutai Timur - Kawasan pantai Teluk Lombok yang menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat kota Sangatta, Kutai Timur, terancam punah. Pasalnya, banyak pengunjung yang ke sana tidak memperhatikan kondisi alam, sehingga karang yang ada bisa rusak dan terancam punah.

Jika tidak dilakukan perawatan dan pemeliharaan, tidak menutup kemungkinan kenangan kawasan pantai Teluk Lombok hanya tinggal kenangan pada suatu saat nanti. Sudah seharusnya masyarakat dan pemerintah ikut menjaga ekosistem di kawasan itu agar tetap terpelihara dengan baik.

Ancaman kerusakan karang di kawasan pantai Teluk Lombok itu, diungkapkan salah seorang mahasiswa pasca sarjana jurusan manajemen pesisir Universitas Mulawarman Samarinda, M Hirman Wahayudi. Menurutnta, setiap pengunjung yang datang ke pantai Teluk Lombok juga harus diberikan kesadaran agar ikut memeliharanya, agar karang yang ada tidak diinjak-injak seenaknya.

“Sekarang ini bila kita memasuki kawasan Pantai Teluk Lombok, bukan keindahan pantai yang kita lihat melainkan abrasi dan akar-akar pohon yang tumbang akibat dihantam oleh ombak air laut,” kata Hirwan Wahyudi.

Dia menyebut terjadinya potensi degradasi pantai Teluk Lombok juga dipicu oleh kerusakan ekosistem terumbu karang. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada kurun waktu satu tahun terakhir saja, kerusakan yang menimpa terumbu karang sangat besar. Terumbu karang yang ada banyak yang pecah dan patah akibat terinjak-injak para pengunjung atau aktivitas mencari ikan, tanpa banyak berfikir daur hidup tumbuhan laut tersebut. Menurut banyak literature, karang masih membutuhkan waktu satu tahun untuk dapat tumbuh setengah sentimeter. Sedangkan karang bercabang mampu tumbuh tujuh centimeter pertahun. Karang masif merupakan karang yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan bisa berumur hingga ratusan tahun. Bisa dibayangkan pertumbuhannya yang begitu lambat mesti hancur dalam waktu yang sesaat.

“Data yang kami miliki, pada saat kami melakukan penelitian jenis terumbu karang di kawasan Teluk Lombok, keberadaan terumbu karang pada tanggal 14 Oktober 2015 keberadaan masih bagus. Namun pada tanggal 24 juli 2016, keberadaan terumbu karang (sudah dalam kondisi) rusak parah,” tambahnya.

Alumni Sekolah Tinggi Pertanian (Stiper) Kutim dari Program Studi Ilmu Kelautan ini menjelaskan terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, disamping hutan bakau atau hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi.

Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat di identifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang. Pariwisata, yakni wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya. Untuk penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.

“Sebenarnya Teluk Lombok sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat destinasi wisata yang sangat menjanjikan. Hal itu diperkuat oleh banyaknya literatur dan penelitian-penelitian ilmiah yang menyimpulkan bahwa kawasan dimaksud sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata,” jelasnya.

Namun belum maksimalnya pengelolaan yang dilakukan oleh para pihak menyebabkan kondisi Teluk Lombok kian mengkhawatirkan. Kenyataan tersebut laksana bom waktu yang apabila tak di jinakkan (ditangani) akan meledak sewaktu-waktu. Bila kenyataan itu terjadi, maka bisa saja warga Kutim dan sekitarnya akan sulit mendapatkan tempat berlibur di pantai. Terlebih di daerah ini kawasan wisata yang bisa di akses masih sangat terbatas. Dia berharap ke depan kepedulian masyarakat atas kelestarian ekosistem di Pantai Teluk Lombok semakin meningkat. Tidak hanya itu, pemerintah selaku penentu kebijakan juga dapat memaksimalkan upaya pengelolaan agar kawasan Teluk Lombok tidak punah.

(AJ/AJ)
  1. Zona Turis
  2. Wisata
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA