“Targetnya untuk mewujudkan atau melahirkan generasi emas guna kemajuan bangsa Indonesia mulai dari Kutim untuk Indonesia,” kata Firgasih.
Merdeka.com, Kutai Timur - Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Hj Encek UR Firgasih menegaskan bahwa generasi emas di Indonesia, termasuk di Kutim ditentukan oleh program pembangunan karakter anak sejak usia dini. Istri Bupati Kutim tersebut berjanji akan mensinergikan sekaligus mengimplementasikan program PAUD pusat dengan daerah.
“Semua program dari pusat yang bertujuan positif untuk pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pasti akan diimplementasikan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim),” tegas Firga usai menghadiri Seminar dan Lokakarya PAUD di Gedung Ahlakul Karimah, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, jalan Sudirman Nomor 1, Banten, Minggu (19/11).
Program dimaksud antara lain pertama, yakni akan meningkatkan dan berupaya memeratakan insentif para guru PAUD. Namun sebelumnya akan dilakukan study tiru terlebih dahulu. Mengenai berapa besar nilainya, tentunya akan dihitung bersama melibatkan para pihak terkait. Mulai dari Bupati, jajaran DPRD Kutim dan lainnya. Menyesuaikan APBD Kutim atau paling tidak bisa setara dengan daerah lain.
Firga menjelaskan saat ini ada sekitar 1.447 PAUD di Kutim. Ribuan PAUD tersebut ke depan akan terus diberi perlakukan sama. Sehingga PAUD dapat membentuk karakter anak sesuai yang diharapkan. Didukung aspirasi unsur pimpinan DPRD, bisa saja membantu. Kedua, Bunda PAUD berencana mengembangkan game education. Caranya dengan memberikan bantuan kepada setiap sekolah agar mengembangkan permainan mendidikan, sebagai fasilitas anak belajar sambil bermain.
“Targetnya untuk mewujudkan atau melahirkan generasi emas guna kemajuan bangsa Indonesia mulai dari daerah (Kutim) untuk Indonesia,” katanya didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Roma Malau, Kasi PAUD Heri Purwanto.
Meski defisit pihaknya berjanji tetap mengupayakan untuk terus meningkatkan bidang pendidikan, tak hanya SD hingga SMA, tetapi juga PAUD yang merupakan periode emas anak-anak. Selain program prioritas Pemkab Kutim yakni merealisasikan kebutuhan dasar masyarakat berupa listrik dan air bersih.
Sebelumnya Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Kemendikbud Haris Iskandar menjelaskan berbagai program PAUD yang telah berhasil diimplementasikan dan berkembang di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan kali ini kata dia, merupakan rangkaian dari kegiatan hari anak universal. Dia meyakini bahwa guru PAUD adalah pemahat dan pelukis generasi emas Indonesia. Sebab guru PAUD memberi andil pada penentuan akan dijadikan seperti apakah anak-anak Indonesia di masa datang.
Dijelaskan Dirjen, PAUD merupakan investasi jangka panjang. Untuk itu Kepala Daerah mempunyai peran menelurkan kebijakan positif pada pengembangan PAUD di daerahnya. Terlebih investasi PAUD, merupakan investasi yang sangat berharga. Oleh sebab itu harus diangkat oleh Negara dan bukan lagi kebutuhan keluarga.
Haris mengatakan perpustakaan mainan penting untuk anak, terutama bagi anak dari keluarga miskin. Tak lupa dalam semiloka ia juga menjelaskan berbagai regulasi yang mendukung pengembangan PAUD. Semuanya menyebut bahwa anak-anak tak terkecuali laki-laki dan perempuan wajib mendapatkan pendidikan dasar selama 12 tahun. Setiap anak berhak mendapatkan PAUD berkualitas minimal satu tahun. Pembangunan PAUD yang berkualitas akan menjadi prioritas bagi pemerintah.
Direktur Pembinaan PAUD Kemendibud R Ella Yulaelawati R menambahkan semiloka digelar sebagai rangkaian hari anak sejak 23 Juli hingga peringatan hari anak universal pada 20 november. Selanjutnya tema “PAUD Berkualitas Universal Kunci Keberhasilan Masa Depan” sengaja dipilih dengan harapan seluruh Kepala Daerah dan Bunda PAUD se-Indonesia memahami serta sepakat bahwa masa depan ditentukan oleh PAUD.
“Harapannya para pihak dapat menjamin anak mendapat layanan PAUD berkualitas. Mewujudkan gerakan nasional PAUD berkualitas di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, menyediakan layanan PAUD dengan menyeimbangkan antara pemerintah dan masyarakat. Sebab peran pemerintah masih sangat kecil dalam pengembangan PAUD. Dari sekitar 200 ribu PAUD yang ada, berstatus negeri hanya sekitar 8.000-an saja,” jelasnya.