1. KUTAI TIMUR
  2. SENI BUDAYA

Bupati Ismunandar dan Irang terima penghargaan kebudayaan dari Mendikbud

“Semoga upaya pelestarian kebudayaan tradisional di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tidak berhenti sampai di sini saja,” kata Ismunandar.

Bupati Kutim Ismunandar (dua dari kiri) bersama penerima penghargaan lain foto bersama usai meneimanya dari Mendikbud Muhadjir Effendi. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 30 September 2017 07:06

Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutim Ismunandar yang dinilai berjasa dalam pembinaan kebudayaan, menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Selain itu, salah seorang warga Kutim, Irang Awai dari desa Miau Baru, kecamatan Kongbeng juga menerima penghargaan maestro seni tradisi.

Penghargaan diserahkan langsung Mendikbud Muhadjir Effendy bersama puluhan penerima Award lainnya, pada Kamis (29/9) malam di Plaza Insan Berpestasi, Gedung A Lantai 1, Kompleks Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI, jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Ada tujuh kategori yang akan diserahkan langsung oleh Mendikbud pada malam penghargaan yang rutin dilaksanakan sejak 2012 tersebut. Yakni kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru, Kategori Pelestari, Kategori Anak dan Remaja, Kategori Maestro Seni Tradisi, Kategori Komunitas, Kategori Pemerintah Daerah, serta Kategori Perorangan Asing. Satu kategori lain telah diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 17 Agustus lalu, yaitu Gelar dan Tanda Kehormatan dari Presiden RI berupa Bintang Budaya Parama Darma untuk tiga orang, dan Satyalancana Kebudayaan untuk delapan orang. Total seluruh penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi tahun 2017 berjumlah 44 orang.

“Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi menjadi upaya pembinaan dan apresiasi terhadap sumber daya manusia kebudayaan yang memiliki komitmen kuat. Terhadap nilai-nilai kebudayaan melalui upaya pewarisan, pengembangan, dan pemanfaatan, khususnya terhadap seni tradisi. Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti pada apresiasi terhadap objek pemajuan kebudayaan dan SDM kebudayaan saja, tetapi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kebudayaan,” kata Muhadjir pada acara yang dihadiri sejumlah pejabat Kemendikbud puluhan penerima penghargaan dan ratusan undangan serta budayawan malam itu.

Kegiatan penganugerahan ini merupakan komitmen pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, untuk mengapresiasi sosok atau tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap pewarisan nilai-nilai kebudayaan, baik benda maupun tak benda. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menginternalisasi nilai budaya dan membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan kebanggaan dan motivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia dalam kerangka penguatan karakter bangsa. Penilaian Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 ini merupakan garapan Direktorat Jenderal Kabudayaan, Kemendikbud RI.

Bupati Kutim Ismunandar usai menerima penghargaan mengaku bangga atas apresiasi yang diberikan oleh Kemendikbud. Menurut orang nomor satu di Pemkab Kutim ini, prestasi yang telah dicapai adalah hasil kerja keras semua pihak. Mulai dari Pemkab melalui Dinas Kebudayaan, para pelaku dan pelestari budaya tradisional serta masyarakat lainnya.

“Semoga upaya pelestarian kebudayaan tradisional di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tidak berhenti sampai disini saja. Tetapi setelah ini seluruh budaya tradisional warisan leluhur yang ada di Kutim dapat dilestarikan. Sehingga menjadi harta kekayaan daerah yang tak ternilai hingga dimasa mendatang,” harap Ismu yang malam itu didampingi sejumlah pejabat Kutim lainnya antara lain sang isteri sekaligus Wakil Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih, Kadisbud Iman Hidayat, Ketua PDKT Kutim Ayub Bid serta Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah Padliansyah.

Ismu menyebut kekayaan alam lama kelamaan pasti akan habis, namun kekayaan budaya akan selalu ada. Berangkat dari pemikiran inilah Dinas Kebudayaan didirikan, terpisah dari Dinas Pendidikan yang dulunya bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan bahkan tak menyatu bersama Dinas Pariwisata.

Kepala Dinas Kebudayaan Iman Hidayat menambahkan, kebijakan Bupati Kutim Ismunandar bersama Wabup Kasmidi Bulang mendirikan Dinas Kebudayaan sebagai sebuah instansi yang berdiri sendiri merupakan terobosan yang berani. Karena sangat jarang atau bahkan tidak pernah ada sejarah Dinas Kebudayaan berdiri sendiri.

“Kebijakan tersebut akhirnya dapat mendukung program melestarikan budaya secara fokus dan tuntas. Sesuai kebijakan Bupati dan Wabup Dinas Kebudayaan menjadi garda terdepan dalam upaya pelstarian kebudayaan lokal,” jelas Iman yang mantan Kadisdikbud.

Kabupaten Kutim memiliki empat pilar kebudayaan. Yakni kebudayaan pedalaman, pesisir, berlatar agama serta kebudayaan yang dibawa oleh etnis pendatang. Kesemuanya dijaga dan dilestarikan oleh Dinas Kebudayaan.


(AJ/AJ)
  1. Bupati Ismunandar
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA