“Saya kagum dengan peninggalan neneng moyang yang ada di Kutim ini, ternyata ada sejarah yang patut kita banggakan bersama,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Ketika melakukan kunjungan kerja ke kecamatan Karangan dan meluangkan waktu khusus berkunjung ke goa telapak tangan atau karst, Bupati Kutim H Ismunandar didamping istri Hj Encek UR Firgasih yang juga Wakil Ketua DPRD Kutim, kagum dengan keberadaan cagar budaya yang ada di sana. Salah satunya lukisan cadas bergambar telapak tangan yang diperkirakan berusia sekitar 50 ribu tahun.
“Ternyata di goa karst Mengkuris terdapat lukisan cadas berusia sekitar 50 ribu tahun. Saya mengaku kagum dengan peninggalan neneng moyang yang ada di Kutim ini, ternyata ada sejarah yang patut kita banggakan bersama,” kata Ismunandar usai melihat lukisan di goa karst Mengkuris tersebut.
Dirinya optimis sebagai pemangku kebijakan di Kutim bersyukur ada torehan prestasi dari peninggalan zaman leluhur Dayak Basap ini. Telapak tangan yang diperkirakan berusia 50.000 tahun (merujuk penelitian Arkeologi asal Australia) itu bisa memenangkan API 2017 di Jakarta yang berkahir pada 31 Oktober nanti.
“Insya allah di API kita akan terpilih menjadi pemenang, dan siap-siap kedatangan wisatawan mancanegara. Saya minta warga sekitar tidak menjadi penonton, terus mengembangkan potensi destinasi goa Mangkuris ini lewat promosi yang lebih massif. Ismu menyarankan Pemerintah Desa Batu Lepoq untuk berinisiatif mengelola dan mengembangkan wisata karst dengan tetap menjaga kelestarian cagar budaya ini bisa masuk ke pendapatan warga sekitar dan turut meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),” kata Ismu.
Sebelumnya, orang nomor satu di Kutim ini mengajak kepada kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melihat langsung goa karst yang terus dipromosikan selama ini. Bahan melakukan dukungan di ajang Anugerah Pesona Indonesia (APIU) 2017 untuk kategori situs bersejarah.
Pada 30 September lalu, Ismunandar bersama sang istri dan sejumlah rombongan memenui keinginannya tersebut yang berlokasi di desa Batu Lepoq, kecamatan Karangan. Ismu langsung melihat secara dekat situs cagar budaya Sangkulirang Rock Arts atau goa telapak tangan yang menjadi kebanggaan masyarakat Kutim ini.
Ismu sapaan akrabnya kemudian mengajak seluruh kepala OPD dan rombongan untuk masuk ke dalam goa dalam kegiatan ekspedisi. Kunjungan ini dimaksudkan agar seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat bersama-sama membangun sektor pariwisata untuk masa depan Kutim.
Perjalanan menuju Karangan dari Sangatta menempuh waktu lima jam. Ini lebih cepat dua jam karena menggunakan lintasan jalan hauling kawasan tambang batu bara PT Indexim di Kecamatan Kaliorang. Setelah tiba di Desa Batu Lepoq Kecamatan Karangan, rombongan menuju areal karst berbatasan dengan areal operasional PT Sumalindo. Jalur kontur tanah sudah dalam bantuan pengerasan dari stakeholder setempat memudahkan akses masuk sekitar 5 kilometer.
Bupati Ismunandar didampingi istri Encek UR Firgasih masuk ke menyusuri goa. Ada dua tebing karst menjulang keatas dengan ketinggian sekitar 100 meter dari atas permukaan laut (DPL). Saat di goa, beberapa fasilitas penunjang berupa tangga dan pembatas jalan terbuat dari kayu sepanjang 50 meter naik ke goa, dibuat untuk memudahkan pengunjung.
Sementara Lembaga Pertahanan Adat Dayak Basaf (LPADB) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan bantuan mitra stakeholder juga membangun anak tangga untuk masuk ke punggung goa dan juga ada 4 MCK tersedia.