“Gerakan ini pun murni dari dana masyarakat dan bantuan CSR perusahaan,” kata Ismanandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Usai dilantik Wakil Bupati (Wabup) Kasmidi Bulang, pengurus Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kutim, Rabu (12/4/2017) langsung diajak melihat ke lapangan mengenai normalisasi aliran sungai Sangatta. Sejak, pagi, Bupati Ismunandar sudah lebih dulu berada di lapangan untuk melihat lebih dekat proses normalisasi sungai yang dilakukan masyarakat setempat.
Dalam blusukan tersebut Bupati Ismunandar menjelaskan keadaan normalisasi terkini. Tanah yang mengendap yang diyakini menjadi penyebab banjir di Sangatta Utara, kini berangsur pulih. Pasalnya ada gerakan kesadaran masyarakat setempat membersihkan sampah dan kotoran menumpuk serta menurunkan satu excavator sebagai alat bantu. Program ini menjadi inisiatif warga yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kampung Hijau (KKKH) peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Setiap hari warga bergotong royong dalam pembersihan Sungai Majai. Sebelumnya saya bersama warga turun langsung bersih-bersih Sungai Masabang di Sangatta Selatan Februari lalu. Banyak tumbuhan liar tumbuh tak teratur hingga menutupi aliran sungai. Ada upaya pencegahan dini dan darurat bergerak cepat tanpa menunggu APBD. Gerakan ini pun murni dari dana masyarakat dan bantuan CSR perusahaan seperti PT Kaltim Prima Coal, PAMA (PT Pama Persada), dan Thiess (PT Thiess Contractor Indonesia),” ungkap Ismu.
Ismu menambahkan dirinya cukup antusias setelah Forum DAS dilantik. Adanya organisasi ini bisa membantu Pemkab Kutim mencari solusi ataupun merekomendasikan perumusan kebijakan pengelolaan DAS di Kutim. Ada 4 DAS di Kutim yaitu Sangatta, Bengalon, Karangan dan Manubar di Sandaran. Artinya Forum DAS bisa langsung melihat kondisi terkini sunga-sungai di Sangatta. Seperti Danau Majai dan Sungai Masabang yang keadaannya sudah lebih baik pasca normalisasi menjadi dua sungai percontohan. Area ini sudah tidak banjir dan habitat buaya sudah berkurang.
“Normalisasi ini terus dilakukan secara giat,” tambah orang nomor satu di Pemkab Kutim.
Sementara Kepala Balai Pengelola DAS dan Hutan Lindung Mahakam Berau Aris Sutjipto mengapresiasi Kutim terkait percontohan pemanfaatan DAS. Pastinya kedepan bisa menjadi contoh kabupaten lain untuk melaksanakan normalisasi DAS tanpa APBD.
“Kutim bisa melakukannya tanpa anggaran APBD pun, normalisasi berjalan tanpa hambatan. DAS harus dikelola dengan baik karena merupakan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungai yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami,” terangnya saat menemani Bupati Ismunandar meninjau lokasi DAS.
Ketua KKKH Norman mengatakan normalisasi ini, hasil pekerjaan semua warga Sangatta Selatan bersama-sama dan bahu membahu mendukung normalisasi. Sebelumnya area ini parah jika turun hujan selalu di terjang banjir, belum lagi serangan buaya begitu berbahaya saat masuk ke pekarangan belakang rumah.
“Intinya kami langsung antisipasi dini sekaligus membuat kawasan area Sungai Masabang dan Danau Majai ini menjadi percontohan normalisasi menuju pemukiman hijau, sehat, dan nyaman,” tutupnya.