“Boleh dibilang ini merupakan surga kecil di Kaliorang, pemandangannya eksotis dan asri,” kata Asri.
Merdeka.com, Kutai Timur - Kutai Timur yang cukup luas, ternyata memiliki banyak lokasi wisata yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat luas. Jika potensi wisata tersebut dieksplore, bukan tidak mungkin banyak yang berminat dan berkunjung ke sana.
Salah satunya adalah air terjun Batu Lapis di kecamatan Kaliorang, kabupaten Kutai Timur. Lokasinya tidak jauh dari poros jalan utama, sekitar satu kilometer dengan menyusuri jalan setapak menurun. Pemandangan kanan-kiri masih sangat asri tapi harus tetap berhati-hati karena terdapat semak belukar berduri di sepanjang jalan. Setelah berjalan kaki selama 30 menit menuju lokasi, langsung disuguhkan pemandangan luar biasa indahnya, yaitu tebing batu berlapis-lapis yang berdiri megah dan kokoh menjulang.
Perjalanan dari kota Sangatta menuju ke lokasi air terjun sekitar dua jam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Masyarakat tak perlu repot menaruh kendaraan, karena di pinggir jalan ada sebuah warung dan kendaraan bisa dititipkan kepada pemilik warung tersebut. Atau bisa juga di parkir di halaman rumah warga setempat milik Karsono yang juga Ketua RT 15 kecamatan Kaliorang. Sebelum menuju ke lokasi, bisa mampir ke warung sambil minum teh untuk menghilangkan kecapean sejenak.
Meski sudah melakukan perjalanan relatif jauh, namun setelah sampai ke lokasi air terjun, akan terbayarkan, lantaran pemandangan di bawah tebing mengalir sungai dengan bebatuan eksotis dan airnya luar biasa jernih serta sejuk. Jika diminum, rasanya hampir sama seperti air mineral yang dijual di pasaran. Dalam kondisi cuaca panas, rasanya tergoda untuk terjun mandi dan berenang.
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Kaliorang Mohammad Asri, air terjun Batu Lapis yang ada di wilayah desanya itu memang belum banyak dikunjungi masyarakat. Namun pemandangannya cukup asri dan apik dan diperkirakan menjadi salah satu destinasi wisata di Kutai Timur, khusunya di Kaliorang.
“Yang menjadi hambatan sekarang adalah akses jalan menuju ke lokasi belum begitu baik, lantaran masih berupa jalan tanah dan setapak. Apabilan jalan itu diperbaiki memerlukan dana yang tida sedikit. Kami berharap Pemkab Kutim atau perusahaan yang ada bisa membantu memperbaiki jalan menuju ke lokasi wisata tersebut, sehingga masyarakat bisa lebih mudah untuk menuju ke sana,” kata Moh Asri.
Dijelaskan, meski tidak terlalu tinggi sekitar tujuh meter, air terjun Batu Lapis menyuguhkan pesona yang luar biasa indah dengan cerukan-cerukan cantik dan memudahkan pengunjung untuk mandi di bawah aliran airnya. Bukan hanya itu. Pengunjung juga bisa menikmati suara gemericik air dan angin sepoi-sepoi yang luar biasa merdu.
Menurut Asri, Air Terjun Batu Lapis Kaliorang memiki keunikan tersendiri, sehingga layak menjadi salah satu destinasi wisata di Kutim. Airnya sangat jernih dan hijau, sehingga pemandangannya cukup menakjubkan. Kedalaman danau yang mencapai sekitar 20 meter sangat fantastis. Pengunjung bisa berenang sepuasnya sambil melihat pemandangan lekukan tebing-tebing yang menjulang terukir eksotis lapisan bebatuan alam yang terbentuk secara alami dan sangat indah. “Boleh dibilang ini merupakan surga kecil di Kaliorang,” tambahnya.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Relawan Peduli Wisata Kuta Timur (RPWKT) Udin Kate Daeng M menceritakan awal ditemukannya air terjun tersebut dengan nama ‘Mangkok’. Oleh komunitas pecinta alam Bengalon kemudian diubah menjadi Ngarai Hitam dan kembali diubah menjadi Ngarai Hijau dengan asalan agar tidak seram dan disesuaikan air yang jernih dan hijau saat dipandang mata. Nama tersebut kemudian diubah lagi menjadi Air Terjun Batu Lapis pada saat pemasangan papan himbauan dan petunjuk bersama Sekdes Kaliorang dan pihak Komdev PT Indexim serta komunitas Relawan Peduli Wisata Kutai Timur (RPWKT).
“Jika ada mitos dan cerita di kawasan itu terkesan angker dan seram hanyalah serita rekayasa belaka. Jika masyarakat ingin berkunjung ke sana ada larangan dan imbauan untuk tidak dilakukan. Antara lain, menjaga sikap, kebersihan, tidak boleh merusak dan mencoret tebing dan bebatuan, tidak boleh membakar terasi dan ikan kering,” tutur Udin.
Masyarakat disarankan tidak ke sana saat cuaca hujan panas. Semua larangan tersebut, demi menjaga kearifan lokal. Selain itu, saat hujan dan pada waktru senja, masyarakat juga tidak diperbolehkan ke lokasi air terjun. Sebab, pada waktu tersebut sering terjadi kabut turun. Semua itu untuk keselamatan pengunjung guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Yang perlu diingat, jika ingin ke air terjun Batu Lapis ini, diharapkan meminta izin kepada Ketua RT setempat untuk memandu ke lokasi. Dengan kondisi jalan setapak seperti itu, sangat diperlukan bagi yang belum pernah harus ada pendampingi, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami ingin masyarakat yang ke sana tetap aman serta ikut membantu mempromosikan sebagai tempat wisata alam yang aman dan asri serta nyaman,” kata Asri.