1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

PDKT diminta menjadi pererat dan pemersatu bangsa

“Saya meminta pelaksanaan Muscab harus menjunjung musyawarah mufatakat, demi meraih cita-cita bersama,” kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar memukul gong sebagai tanda dibukanya Muscab PDKT Cabang Kutim di Gedung Serba Guna, Bukit Pelangi, Sangatta Utara. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Jum'at, 27 Januari 2017 14:52

Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutim Ismunandar meminta seluruh elemen masyarakat di daerah ini untuk membantu pemerintah dalam menjaga keutuhan kebhinekaan tunggal ika.  Jangan sampai persatuan dan kesatuan bangsa terpecah belah. Jika kondusifitas Kutim tetap terjaga dengan baik, tentunya berbagai kegiatan pembangunan dan perekonomian masyarakat berjalan lancar.

Hal itu diungkapkan orang nomor satu di Kutim ini, ketika membuka Musyawarah Cabang (Muscab) III Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT), Kamis (26/1) kemarin. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari ini Jumat ini di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Sangatta Utara.

Selama ini kata mantan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kutim ini, PDKT sudah banyak memiliki peran terhadap pelaksanaan pembangunan di Kutim. Bahkan sejumlah warga Dayak juga duduk menjadi pejabat di instansi pemerintahan Kutim dan ini merupakan apresiasi positif.

“Kami sangat mendukung kehadiran PDKT di daerah ini. Saya berharap organisasi ini dapat menjadi tempat perekat elemen bangsa di daerah ini. Saya meminta  pelaksanaan Muscab harus menjunjung musyawarah mufakat, demi meraih cita-cita bersama,” kata orang nomor satu di Kutim ini.

Pada kesempatan itu, hadir juga petinggi PDKT, perwakilan Polres Kutim, Lanal Sangatta, Kodim 0909/Sangatta dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Kutim. Tampak juga Ketua PDKT Kaltim Syaharie Jaang yang juga menjabat Walikota Samarinda,  Kepala Adat Besar Kutim Sayyid Abdal Nanang Al-Hasani, dan Kepala Adat Besar Dayak Kutim Indra Bengeh.

Prosesi Muscab diawali pengalungan topi kerajinan dayak yang disematkan kepada Bupati Ismunandar dan Syaharie Jaang oleh perwakilan panitia. Kegiatan itu juga dimeriahkan dengan sambutan tari khas dayak oleh pemuda pemudi dengan kompak dilanjutkan pemukulan gong sebagai tanda dibukanya Muscab.

Untuk diketahui Muscab ini seharusnya direncanakan pada 12 Desember tahun lalu namun harus mundur dan tertunda karena beberapa agenda yang begitu padat dan akhirnya menjadi 26 Januari. “Peserta Muscab datang dari 18 kecamatan didalamnya ada 94 desa hadir, setiap satu kecamatan terdapat 3 orang perwakilan. Mulai dari tokoh adat setempat dan beberapa undangan lainnya untuk mengajak semua elemen dayak maju, bersatu, dan sejahtera,” terang Ayub selaku ketua panitia.

Kepala Adat Besar Dayak Kutim, Indra Bengeh mengatakan Muscab ini turut memfokuskan hukum peradilan adat dalam perencanaan konsep dan rekomendasi yang berpihak kepada warga Dayak ke pemerintah. Dikatakan, hukum adat berbeda dengan hukum positif yang ada di Negara.  “Banyak kalangan seringkali menganggap hukum adat adalah hukum yang tradisional. Jawabanya adalah sangat tergantung pada paradigma atau cara pandang orang terhadap hukum adat itu sendiri,” katanya.

Kepala Adat Besar Kutim Sayyid Abdal Nanang Al-Hasani mengharapkan Muscab ini menyatukan paguyuban-paguyuban di Kutim ke depan, artinya walaupun multi suku tetap satu. Membuat nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) mengantisipasi perkelahian antar suku agama dan tentunya juga melawan peperangan terhadap peredaran  narkoba di daerah ini.

“Ayo membangun Kutim lebih baik. Jadilah tuan rumah yang baik, jika ada tamu datang ke kampung. Siapapun orangnya dan dari mana saja paguyuban atau perkumpulan tersebut singgah harus dijabat erat. Pemilihan ketua yang baru dari Muscab ini intinya menyatukan semua elemen masyarakat,” pintanya.

Sedangkan Ketua PDKT Kaltim Syaharie Jaang mengatakan Muscab tentunya menjadi pemersatu Dayak dengan suku-suku yang lain dalam segala hal. Hukum adat turun temurun sejak nenek moyang terdahulu harus dihadapi dan ditaati. Wali Kota Samarinda itu menggaungkan jika Dayak jangan tertinggal dengan teknologi. Budaya juga memberikan destinasi wisata khas dayak.

“Saya juga sejalan dengan Muscab ini nantinya bagaimana merumuskan hukum adat dengan hukum positif untuk mengambil kebijakan. Hasilnya turut memberikan keamanan, jangan terpancing dengan isu-isu memecah belah persatuan bangsa,” ujarnya.





 

(AJ/AJ)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA