1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Marwah PWI harus dijaga, pemberitaan media massa hendaknya netral

“Saya bisa membedakan wartawan dengan wartawan wartawanan. Contohnya jika wartawan-wartawanan ketika bertemu saya,” ujar Ismunandar.

Ketua PWI Kaltim Endro S Effendy melantik pengurus PWI Perwakilan Kutim di ruang Meranti kantor bupati, Kamis (5/10) kemarin. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Jum'at, 06 Oktober 2017 16:26

Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutim H Ismunandar meminta kepada pengurus PWI di daerah ini, untuk menjaga marwah dan nama besar organisasi kewartawanan ini. Sebab, nama PWI sudah besar dan berdiri sejak lama sebagai salah satu organisasi tertua yang mewadahi wartawan.

Penegasan itu disampaikan orang nomor satu di Kutim, ketika memberikan sambutan pada acara pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kutai Timur (Kutim), di ruang Meranti, kantor bupati, Kamis (5/10) kemarin. Usai menghadiri apel upacara HUT TNI ke-72, bupati dan wabup langsung menghadiri pelantikan pengurus PWI Perwakilan Kutim periode 2017-2020.

Dia mengingatkan, dalam menulis berita, teman-teman PWI dan wartawan lainnya hendaknya menjaga netralitas dan tidak memihak. Terlebih tak lama lagi bakal digelar pemilihan Gubernur Kaltim tahun depan, penulisan berita hendaknya netral dan berimbang.

Mengenai pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW), mantan Seskab Kutim ini sangat mendukung. Kendati demikian, pihaknya bisa membedakan mana wartawan yang asli atau bukan, jika mendatanginya untuk melakukan wawancara.

“Saya bisa membedakan wartawan dengan wartawan wartawanan. Contohnya jika wartawan-wartawanan ketika bertemu saya menunjukkan surat kabar atau koran,” ujar Ismu sambil tersenyum.

Kemudian Ismu yang cukup akrab dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek ini menceritakan pengalaman orang nomor satu di Kaltim itu saat diwawancari wartawan. “Ibarat petinju, saya ini seperti Mike Tyson, seharusnya lawan tandingnya juga kelas berat. Tapi yang datang justru kelas ringan,” kata Ismunandar menirukan perkataan gubernur sambil tertawa.

Untuk itu, mantan Kepala Dinas PU Kutim ini sangat mendukung, jika PWI Kutim bersama PWI Kaltim menggelar UKW. Langkah ini dimaksudkan, untuk menciptakan wartawan yang memiliki kemampuan dan sertifikasi. Dengan demikian, wartawan juga mempunyai kualitas yang baik dalam menulis beritanya di koran atau medianya masing-masing.

Bupati juga mendukung program PWI Kutim untuk membuat pelatihan jurnalisitik bagi kalangan pelajar maupun pegawai pemerintah. “Ini perlu dilakukan, siapa tahu nantinya ada pelajar yang memiliki bakat menulis dan bisa menjadi wartawan yang handal di Kutim,” kata Ismunandar.

“Pelatihan jurnalistik ini perlu untuk pelajar SMA dan penting, siapa tahu adik kita punya bakat menjadi wartawan, sebab menjadi wartawan tidak gampang. Harus banyak latihan dan membaca. Saya dulu ketika masih mahasiswa di Jatim pernah menjadi wakil pimpinan redaksi surat kabar kampus pernah ikut pelatihan jurnalistik. Saya tahu kode etik penulisan,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua PWI Kaltim Endro S Effendi mengatakan, pembentukan pengurus PWI Perwakilan Kutim ini sebenarnya sudah lama direncanakan. Namun karena persyaratan untuk mendirikan organisasi wartawan di Kutim belum mencukupi, baru sekarang dibentuk kepengurusannya.

“Saya bangga PWI Kutim akhirnya berdiri, walaupun masih berumur muda namun pergerakan mengusung cabang PWI Kaltim ini terlaksana. Syarat utama UKW ini memang menjadi perhatian serius pasalnya kunci masuk wartawan profesional. Dewan Pers juga mengantur nara sumber berhak menolak wartawan yang belum mengantongi kartu UKW,” tegas wartawan Kaltim Post ini.

Dikatakan Endro dalam waktu dekat sekitar awal November, PWI Kutim direncanakan menggelar UKW bekerjasama dengan PT KPC. Sejak UKW dilaksanakan PWI Kaltim pada 2011 hingga 2017 tercatat sudah menghasilkan 12 angkatan dengan jumlah wartawan yang dinyatakan kompeten ada 218 orang.



(AJ/AJ)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA