Kegiatan ini menambah motivasi bagi pemuda sekaligus belajar untuk berkontribusi memajukan pariwisata setempat.
Merdeka.com, Kutai Timur - Bentangan pegunungan karst Kutim sekitar 150.000 hektare dan tersebar di pedalaman Sangkulirang hingga Karangan, menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Bahkan kekayaan alam yang dimiliki Kutai Timur ini menjadi perhatian dunia.
Tak heran, dua kecamatan ini menjadi surga eksotis bebatuan kapur yang cukup megah dan indah atas anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa sejak puluhan tahun silam. Kemudian karst Kutim ini masuk dalam ajang nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 kategori situs sejarah terpopuler (Most Popular Historical Site) garapan Kementerian Pariwisata sekaligus terus mengenalkan karst secara massif ke dunia internasional menjadi situs kawasan warisan dunia (world heritage) diusulkan masuk UNESCO.
Guna melestarikan kekayaan sumber daya alam yang eksotis tersebut, Forum Peduli Karst Kutai Timur (FPKKT) salah satu organisasi yang intens memperjuangkan nasib keberadaan gunung karst menggelar kegiatan ‘sekolah’ panjat tebing dan berkemah di goa karts Ara Raya. Kemudian, FPKKT mendatangkan Kang Mamay dedengkot panjat tebing Indonesia asal Bandung.
Tidak perlu diragukan lagi jam terbang penggagas induk cabang olahraga (cabor) lewat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) itu, pria berusia 64 tahun tersebut sudah malang melintang melakukan kegiatan olahraga ekstrem ini namun tetap mengedepankan pemahaman safety (keamanan). Kang Mamay akrab dengan dunia panjat memasuki 40 tahun sejak tahun 80-an dan hingga pertengahan 2017 masih tetap eksis memajukan olahraga ini sebagai tempat bermain sekaligus berbagi ilmu buat generasi pecinta alam bebas, pusat penelitian gunung karst, wisata adventure (petualangan), dan cagar budaya.
Sekitar 60 orang menjadi peserta sekolah panjat tebing ini. Mereka beragam latar belakang dan profesi. Mulai pegawai staf honorer UPT Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Samarinda, pelajar SMK Negeri 1 Karangan, fotografer dan beberapa pecinta alam dari Sangatta, pemuda-pemudi Bengalon. Ada juga peserta daerah tetangga yaitu anak-anak dari Merabu Berau. Mereka pun merasakan sensasi berkemah di dalam mulut goa.
Salah satunya, tiga pelajar dari SMKN 1 Karangan ini mengatakan ini menjadi kegiatan alam bebas bersama lima temannya diutus langsung dari sekolah mendapatkan izin mengikuti kegiatan sebagai bagian dari menempa mental dan pengetahuan. Merasakan pertama kali berkemah di dalam goa jadi pengalaman tersendiri.
“Panjat tebing menjadi salah satu olahraga favorit saya, sejak melihat di televisi. Adanya kegiatan ini menambah motivasi saya belajar untuk berkontribusi memajukan pariwisata alam di Karangan,” kata salah seorang pelajar yang ikut dalam panjat tebing tersebut.
Panjat tebing ini merupakan sebuah gebrakan awal berkonsep Sekolah Panjat Tebing di Kutai Timur (Kutim). Ini bakal menjadi salah satu daya tarik bagi dan minat generasi muda untuk mencintai sekaligus melestarikan olahraga panjat tebing (rock climbing) hingga pelosok negeri.
Kang Mamay dalam presentasi teori dan praktek di depan peserta sekolah tidak sendirian, dirinya membawa tim Eiger Adventure Service Team (EAST) sekitar 5 orang di bawah komando Tedi Ix Diana instruktur panjat tebing profesional yang juga menjadi kepala Vertical Rescue Indonesia (VRI) yaitu organisasi panjat tebing terlatih dalam penanganan evakuasi penyelamatan korban di medan terjal seperti gunung, hutan, sungai, bahkan sumur.
“Pahami tali simpul-simpul yang digunakan di tubuh, jika menggunakan sabuk pengaman (harness), perhatikan pengunci pada buckle, leader (pemanjat) memanjat simpul delapan ujung tali pada harness, teman leader yaitu belayer (penambat) bertugas di bawah mengamankan leader ketika memanjat. Bila sudah ada kesepakatan pemanjatan dimulai,” kata Kang Mamay.
Menurut Mamay, Ara Raya lengkap spot trek jalur pemanjatan sudah kami buat kanada 10 jalur dan terdapat goa (caving) mempesona. Tinggal melihat antusias penyuka panjat tebing, apakah setelah kegiatan ini nantinya bisa menjadi awal Kutim terkenal lewat keunikan karstnya. Dia mengatakan, hendaknya pemerintah dan masyarakat lebih menjaga karst dari adanya ancaman industry pabrik semen yang sewaktu-waktu bisa dilirik pebisnis hasilnya akan merusak wilayah pegunungan. “Jangan takut dari kepintaran memanjat bias mendatangkan penghasilan,” tuturnya.