“Saya minta sektor pertanian tanaman pangan, perternakan dan penyuluh jadi ujung tombak yang harus diperhatikan,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Menjelang akhir tahun 2017, menjadi sejarah bagi Sugiono, lantaran didaulat untuk menjadi nahkoda Dinas Pertanian, menggantikan drh Usman. Pelantikan dilaksanakan di ruang Tempudau, kantor bupati, Jumat (29/12) 2017 pukul 16.00 Wita.
Pelantikan Kadis Pertanian itu seusai Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 821/0936/BKPP/XII/2017 tanggal 29 Desember 2017, tentang pelantikan dan pengambilan sumpah/janji dalam jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan pemerintah Kabupaten Kutai Timur ini.
Sejumlah pejabat hadir pada acara itu, antara lain, Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Sekretaris Kabupaten Irawansyah, Kepala BKPP Zainuddin Aspan, beberapa Kepala Dinas dan pejabat lingkup Pemkab Kutim.
Bupati Ismunandar usai melantik mengatakan, peranan Kadis Pertanian sangat penting untuk pembangunan Kutim ke depan. Sebab, Dinas Pertanian mempunyai peranan penting dalam mensukseskan visi misi Kutim yakni pembangunan agribisnis dan agroindustri.
“Visi pembangunan Kutai Timur salah satunya adalah pembangunan agribisnis dan agroindustri. Maka dari itu peranan saudara Sugiono dalam rangka menjalankan visi ini sangat berat bebannya. Saya meminta baik dari sektor pertanian tanaman pangan, kemudian perternakan dan juga pembinaan (penyuluh), merupakan ujung tombak yang harus diperhatikan. Jangan sampai ujung tombak ini tidak paham tugas dan wewenangnya,” ujar Ismunandar.
Orang nomor satu di Kutim ini kembali menegaskan, Kadis Pertanian yang baru ini agar dapat mewujudkan swasembada pangan di Kutim. Bupati meminta kepada Sugiono agar melakukan komunikasi dengan BPKH (Balai Pemantapan Kawasan Hutan) agar lahan HTI dapat dimanfaatkan 10 sampai 20 persennya untuk tanaman pangan, serta terlaksananya pembangunan kawasan Maloy yang bergantung kepada pembangunan argibisnis dan argoindustri.
“Dengan amanah ini saudara diharapkan bekerja tertib dan baik. Bagaimanapun kita tidak dapat terus tumbuh pada sektor pertambangan batubara ataupun migas saja. Namun kita dapat menggali potensi-potensi lain yang ada di daerah kita,” kata Ismunandar.