“Kegiatan ini sebagai upaya melakukan kontrol terhadap pengendalian jumlah penduduk dan mengantisipasi penyebaran virus HIV/AID," kata Ismunandar
Merdeka.com, Kutai Timur - Meski Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah yang tidak sedikit dan jumlah desa sebanyak 142 desa, namun pembentukan Kampung Keluarga Berencana merupakan yang terbaik. Bahkan Kutim dinilai berhasil dalam pembentukan kampung keluarga berencana tersebut, lantaran di seluruh
Kecamatan telah terbentuk semuanya.
Bupati Kutim Ismunandar berharap, kampung keluarga berencana ini bisa menjadi salah satu upaya mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Melalui gerakan keluarga berencana, diharapkan masyarakat ikut aktif dalam mencegah dan memerangi virus yang mematikan tersebut.
“Kegiatan ini diharapkan sebagai upaya untuk melakukan kontrol terhadap pengendalian jumlah penduduk, sekaligus mengantisipasi penyebaran virus HIV/AIDS,” kata Bupati Ismunandar.
Orang nomor satu di Kutim ini berharap, semua elemen masyarakat bisa memaknai hal ini dengan baik. Sehingga masyarakat ikut aktif dalam gerakan dan program keluarga berencana ini di masa mendatang.
Bupati Ismunandar mengatakan jika Kampung KB berperan vital menjaga sekaligus mengontrol pertumbuhan penduduk. Orang nomor satu di Kutim ini juga mempunyai dua anak perempuan mendukung gerakan kampung KB ini menjadi salah satu wadah menciptakan keluarga yang bahagia sekaligus sejahtera. “Intinya upaya menciptakan penduduk yang berkualitas,” kata Ismunandar.
Ismu yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS menuturkan sekitar 108 orang terdeteksi mengidap penyakit mematikan tersebut. Bahkan tahun 2016 menurut data yang ada, terdapat 48 orang terjangkit HIV/AIDS berada di wilayah kecamatan Muara Wahau. Mantan Sekretaris Kabupaten Kutim ini meminta semua pihak agar mencintai keluarganya.
“Pasang baliho besar di sejumlah daerah dan desa untuk memberikan komunikasi dan informasi kepada masyarakat bagaimana penderita AIDS,” tambah mantan Seskab Kutim ini.
Kepala PPKB Kutim Aisyah mengutarakan pembentukan Kampung KB ini didasarkan dengan berbagai aspek. Di antaranya kualitas penduduk, soal kuantitas dalam hal angka kematian dan kesehatan serta mobilitas seperti imigrasi dalam mendukung program nawa cita presiden.
“Kegiatan ini selain didukung oleh BKKBN Provinsi Kaltim, PKK, dan Dinkes, ada juga bantuan dari beberapa stakeholder yaitu perusahaan di daerah ini,” ujar mantan Kepala BKD Kutim ini.