“Ini memang menjadi program rutin YJI dalam pengabdian ke masyarakat yaitu membantu pasien dalam kelanjutan berobatnya,” kata Encek.
Merdeka.com, Kutai Timur - Guna meringankan penderita jantung di daerah ini, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kutim membuka diri kepada masyarakat yang menderita jantung, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Program pemberian bantuan kepada penderita jantung, telah direalisasikan, Selasa (22/8) kemarin.
Bantuan yang diberikan ini diserahkan ketua YJI Kutim Hj Encek UR Firgasih di rumah jabatan Bupati kawasan Bukit Pelangi. Meski baru dilantik pada Maret 2017 lalu, pengurus YJI tetap komite terhadap penderita jantung yang memerlukan bantuan.
Bantuan diserahkan kepada tiga anak yaitu Muhammad Sultan berusia 5 tahun dari Sangatta Selatan, Raniah (4), dan Rafa (8) asal Sangatta Utara didampingi ibundanya masing-masing langsung mendapatkan bantuan dana pengobatan. Secara simbolis diserahkan istri bupati Kutim itu didampingi Wakil Ketua YJI Kutim Hj Aisyah HD. Bantuan pengobatan yang diserahkan sebesar Rp 5 Juta ditambah biaya akomodasi pendampingan Rp 2 Juta.
Mengenakan baju merah bunda Encek tampak akrab dengan anak-anak penderita jantung ini. Dirinya mengatakan ini menjadi kontribusi nyata YJI Kutim dalam pengobatan yaitu melakukan berbagai upaya aksi di lapangan terutama dalam penanganan teknis medis kepada pasien. Sebab penyakit jantug menjadi salah satu peringkat yang utama di negeri ini.
“Ini memang menjadi program rutin YJI dalam pengabdian ke masyarakat yaitu membantu pasien dalam kelanjutan berobatnya. Fokusnya membantu finansialnya, memudahkan mereka untuk keberangkatan dalam pengobatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk kemudian juga disiapkan pendamping,” kata Wakil Ketua DPRD Kutim ini.
Ketua Tim Penggerak PKK Kutim itu menambahkan kegiatan ini juga menjadi program pemerintah dalam mendata seberapa besar pasien penderta jantung yang dialami anak-anak sejak dini. Pasalnya penyakit ini tiba-tiba muncul saja dan tidak terdeteksi saat lahir. Menurutnya YJI hanya mitra dengan tugas penanganan kepada penderita jantung agar segera teratasi dengan cepat dan mudah. Tentunya ke depan akan lebih banyak lagi yang menjadi perhatian YJI Kutim.
“Nanti kita lihat dari kegiatan lanjutan terutama dalam jumlah anggaran,” tambahnya.
Wakil Ketua YJI Kutim Aisyah mengatakan bantuan ini memang menjadi konsentrasi YJI Kutim memaksimalkan bantuan pengobatan kepada anak penderita jantung yang orang tuanya berstatus tingkat ekonominya kurang mampu. YJI sebelumnya menganggarkan dana Rp 500 juta untuk operasional dengan target utama meringankan biaya penanganan penderita jantung di daerah. Namun memasuki 2017, mengingat kondisi anggaran defisit maka pendanaan menjadi Rp 300 juta saja. Di luar pendanaan pemerintah, YJI juga mendapatkan dukungan dari stake holder, dalam hal ini perusahaan PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan Bank Kaltim.
“Ini tidak menjadi hambatan YJI Kutim tergerak dalam penanganan penderita jantung. Kami tetap melakukan penggalangan dana secara swadaya. Intinya penderita jantung capat sembuh dan sehat dalam menjalani kehidupan sebagaimana mestinya,” kata mantan Kepala BKD Kutim ini.
Aisyah yang juga menjabat sebagai Kepala Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) menambahkan khusus ketiga anak penderita jantung ini sudah ditangani secara medis oleh Dr Ello, seorang dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga. Namun karena keterbatasan peralatan medis ada beberapa anak dirujuk ke RSUD AW Syahranie di Samarinda.
“Bukan kurang pengalaman dari tenaga dokter di RSUD Kudungga, tidak ada masalah. Selanjutnya ya kita rujuk ke Provinsi melalui YJI Kaltim kemudian didaftarkan ke RS Harapan Kita di Jakarta. Kenapa memilih RS Harapan Kita pasalnya ada dua pasien yang tidak bisa ditangani Provinsi,” kata mantan Kadis Koperasi dan UKM Kutim ini.
Menurut Aisyah, sejak YJI Kutim terbentuk memasuki masa peralihan Ketua kepada Encek UR Firgasih sejak 2017, berbagai program YJI Kutim secara bertahap terlaksana. Walaupun pelaksanaan program terasa berat, namun berkat kerja gotong royong dalam unsur kepengurusan, program dalam membantu penderita jantung dapat berjalan semestinya.