“Ini sangat berkaitan dengan keinginan Bupati Ismunandar tentang kelistrikan di wilayah Kutim,” kata Rudy.
Merdeka.com, Kutai Timur - PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang selama ini memanfaatkan listrik tenaga disel, bakal beralih ke listrik tenaga listrk tenaga uap yang dibangun sendiri di mulut tambang. Dari Power plant yang dibangun tersebut, diperkirakan ada kelebihan dan bakal mensuplai kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Menurut Chief Operating Officer (COO) PT KPC Muhammad Rudy, saat menjalankan opersional tambang baru bara, pihaknya menyalakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), dengan biaya yang melonjak tajam dan mahal dengan sewa genset. Sehingga pihaknya memutuskan membangun PLTU 3x18 MW dalam mendukung kegiatan produksi PT KPC. Excess Power (kelebihan listrik) tersebut selanjutnya digunakan untuk penjualan listrik ke PT PLN.
“Ini sangat berkaitan dengan keinginan Bupati Ismunandar tentang kelistrikan di wilayah Kutim. Kesepakatan ini diharapkan berjalan lancar. Kemudian manfaatnya juga terasa langsung oleh masyarakat. Ke depan, perusahaan ini juga menjadi bagian warga Kutim memberikan sumbangsih nyata dan menyokong pertumbuhan di Kutim,” kata Rudy.
Untuk itu, perusahaan tambang batubara dengan sistem open pit terbesar di Indonesia ini menggandeng PT PLN guna mengelola kelebihan listrik tersebut. Kemudian pihak PLN bakal menyalurkan ke masyarakat, sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan listrik di kota Sangatta dan sekitarnya.
General Manager (GM) PT PLN Wilayah Kaltimra Rustamaji merespons positif langkah PT Kaltim Prima Coal yang membangun PLTU tersebut dan menggandeng perusahaan plat merah yang menangani listrik. Pihaknya menyambut baik untuk menjalin kerjasama Excess Power (listrik lebih), dengan dilakukan penandatanganan kedua belah pihak. Kerjasama ini bersifat simbiosis mutualisme dan memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak.
“Adanya tambahan dari Excess Power ini memperkuat dan lebih meningkatkan kehandalan sistem yang ada di sekitaran area Kutim, khususnya daerah Sangatta dan sekitarnya. PT PLN dalam waktu dekat sudah merencanakan kedatangan kapasitas pembangkit listrik 11 MW terdiri dari PLTD yang tersebar. Karena sistemnya belum tersambung dalam sistem yang besar. Diharapkan selesai di akhir tahun,” kata Rustamaji.
Rustamaji memaparkan kondisi listrik Kutim yaitu Sangatta memiliki beban puncak mencapai 18 MW. PT PLN harus menyuplai dari gardu listrik di Teluk Pandan sebesar 8 MW, sisanya berasal dari pembangkit-pembangkit dari PLTD yang tersebar di titik-titik lain sebesar sekitar 11 MW. Dia menambahkan jika penyelesaiannya tak mundur dan tidak melewati semester 1 Tahun 2018 Sangatta bakal terhubung dengan sistem besar Mahakam. Notabene dari sistem tersebut PT PLN memiliki kapasitas listrik lebih (surplus). Ketika jaringan transmisi listrik 150 kelvin sebagian daerah Kutim dialiri sistem Mahakam, bisa saja berasal dari Balikpapan.
“Tujuan utama tentunya mendukung apa yang diprogram pemerintah memajukan tingkat kehidupan dan perekonomian penduduk. Kami juga memohon maaf tidak bisa melakukan instan pasalnya harus dilakukan bertahap bahwa pelayanan kelistrikan di Kutim menjadi perhatian serius akan kami tingkatkan,” ujarnya.