“Pemerintah terus mensupport dalam hal pendanaan guna kemajuan kafilah kita berprestasi lebih tinggi," kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XIII tingkat kabupaten yang dipusatkan di kecamatan Teluk Pandan, sudah rampung pada Jumat (31/3/2017) malam lalu. Kecamatan Bengalon yang sebelumnya berada di peringkat bawah, tahun ini menyodok ke peringkat pertama dengan merebut gelar juara umum, setelah menyisihkan 17 kafilah lainnya, termasuk juara bertahan kecamatan Sangatta Selatan.
Perolehan piala yang direbut kafilah Bengalon cukup banyak, sehingga kecamatan yang dipimpin Fahmi Anwar itu dinobatkan oleh dewan juri sebagai juara umum MTQ tahun ini. Kecamatan Sangatta Selatan yang merupakan juara bertahan, harus puas di peringkat ketujuh. Sedangkan peringkat kedua diraih kecamatan Sangkulirang dan tempat ketiga kecamatan Sangatta Utara.
Bupati Kutim Ismunandar menutup secara resmi perhelatan MTQ yang digelar di halaman kantor Camat Teluk Pandan itu. Hadir juga pada acara tersebut antara lain, Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Sekretaris Kabupaten Irawansyah, Wakil Ketua DPRD Hj Ence UR Firgasih, Kepala Kantor Kementrian Agama Ambotang dan seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Kutim serta para khafilah dari 18 Kecamatan.
Bupati Ismunandar mengatakan, tujuan dari diadakan MTQ adalah siar Al-Quran telah sampai di seluruh pelosok kecamatan di Kutim. Hal ini terlihat dengan meratanya raihan juara yang diperoleh masing-masing kecamatan menunjukan syiar Alquran telah merata.
“Para peraih juara sudah merata di kecamatan dan itu menunjukan pembinaan di kecamatan berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Ismu menambahkan dewan hakim dinilai telah bekerja dengan objektif dan jujur. Dari 18 kecamatan yang mengikuti MTQ semua mendapatkan piala artinya penilaian sesuai standar dan mampu menghasilkan kalifah mempunyai skill (kemampuan) dalam mengaji serta membaca Al-Quran merata.
"Selama mengikuti TC, akan terus digenjot Pemkab Kutim sebagai acara besar tahunan disokong lewat APBD Kutim. Setelah ini ada training center (TC) untuk para Kafilah terbaik mengikuti ajang MTQ Provinsi di Penajam Paser Utara (PPU) mendatang. Kutim akan terus mensupport dalam hal pendanaan guna kemajuan kafilah kita berprestasi lebih tinggi," tambahnya.
“Perjalanan kita masih panjang terutama di MTQ tingkat Provinsi Kaltim. Untuk itu para juara yang terpilih dan masuk Training Center (TC) persiapkan diri sebaik-baiknya. Untuk kecamatan saya minta pak Sekda mengalokasikan dana pembinaan bagi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ)- nya di anggaran perubahan atau di anggaran tahun depan,” pinta Ismu.
Pada malam penutupan MTQ ke XIII tersebut, juga disebutkan bahwa kecamatan Karangan didaulat menjadi tuan rumah MTQ XIV tahun 2018 mendatang. Selamat saya ucapkan untuk Karangan, semoga tahun depan MTQ lebih sukses. Teluk Pandan sudah berhasil memberikan contoh lewat tontonan kolosal dengan menghadirkan 200 orang ibu-ibu dari majelis talim binaan ibu Ence dalam memainkan rebana. Ini bisa kita usulkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI)," ucap Ismunandar.
Ketua LPTQ Kutim Irawansyah menjelaskan, musabaqah ini tidak hanya sebagai peneguhan syiar Islam, tetapi lebih jauh diharapkan menjadi baro meter mengukur hasil dan outcome pembangunan SDM.
“Syiar agama dapat memacu pembangunan spiritual sehingga mewarnai akhlakul karimah masyarakat Kutim. Jika kecamatan mampu menyelenggarakan pembelajaran Al-quran di lingkungan masing-masing berarti daerah dapat mengkader qori atau qoriah yang prestasi secara mandiri . Nah, saya juga berpesan persiapkan mental dan terus berlatih untuk kafilah-kafilah Kutim bersiap berkompeti si dalam MTQ provinsi di PPU," jelasnya.
Kepala Kemenag Kutim Ambotang menegaskan, event MTQ merupakan wahana dalam memacu pengembangan tilawah hafalan, tafsir dan pengalaman Alquran. Tidak boleh puas dan berhenti sampai di sini sajan amun harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
“Kegiatan MTQ yang bersifat kolosal dan sarat dengan syiar Islam ini, menjadi mubazir jika tidak memberi bekas dan pengaruh terhadap peri laku dan kehidupan masyarakat muslim,” kata mantan Sekretaris DPRD Kutim ini.