1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Warga desa Karya Bakti kembangkan toga, untuk sukseskan program PHBS

“Tujuan penanaman toga atau apotek hidup ini agar setiap keluarga menanam dan memanfaatkan sendiri tanaman obat keluarga,” Yuriansyah.

Rombongan penilai PHBS Dinas Kesehatan Kaltim dan Wakil Ketua PKK Kutim Ny Tirah /satriani saat meninjau kebun toga milik desa Karya Bakti, kecamatan Muara Wahau. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Minggu, 11 Desember 2016 09:57

Merdeka.com, Kutai Timur - Perilaku warga desa Karya Bakti, kecamatan Muara Wahau patut ditiru oleh semua pihak. Dengan mengembangkan toga (tanaman obat keluarga) bisa membantu program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Pengembangan toga ini perlu terus disosialisasikan ke seluruh masyarakat. Setiap lahan sekecil apa pun, bisa dimanfaatkan untuk toga tersebut, sehingga nantinya bisa bermanfaat bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.

Hal ini juga dilakukan warga desa Karya Bakti, di Kecamatan Muara Wahau untuk menyukseskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) didukung dengan berbagai program positif. Desa Karya Bakti yang saat ini mewakili Kabupaten Kutim untuk penilaian lomba PHBS tingkat Kaltim ini kerap menyosialisasikan program toga kepada masyarakat.

“Tujuan terlaksananya penanaman toga atau apotek hidup ini agar setiap keluarga menanam dan memanfaatkan sendiri tanaman obat keluarga. Sehingga kemandirian pengobatan keluarga dapat terwujud,” jelas Camat Muara Wahau Yuriansyah, belum lama ini.

Menurut Yuriansyah, saat ini masyarakat sudah sadar akan pentingnya toga. Untuk itu kader-kader PHBS rela mengembangkan toga secara swadaya. Dengan terus mendapatkan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim dan Tim Penggerak PKK Kabupaten. Ditambahkan olehnya, keberhasilan Desa Karya Bakti menjadi duta Kutim dalam penilaian PHBS tak lepas dari binaan TP PKK Kutim dan Dinas Kesehatan. Tentunya dengan keterlibatan gotong royong masyarakat sekitar desa yang saling bahu membahu untuk menciptakan PHBS.

"Tumbuhan yang dikembangkan mudah di budidayakan, ramah lingkungan. Hampir seluruh bagian yang terdapat pada tumbuhan mulai dari akar, umbi, batang, kulit, daun, biji, dan bunga berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit," tambahnya.

Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dr Yuwana Srikurniawati menjelaskan salah satu fungsi toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat. Antara lain meliputi upaya preventif atau pencegahan, upaya promotif atau meningkatkan derajat kesehatan, upaya kuratif yakni penyembuhan penyakit.

“Selain itu ada  juga fungsi lainnya yaitu sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat. Sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran. Misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain,” jelasnya.

Selain itu juga menjadi sarana untuk pelestarian alam. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut. Jika di tata dengan baik, maka akan menghasilkan keindahan bagi halaman yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.

(AJ/AJ)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA