"Praktek manasik pada anak dapat terlihat hasilnya setelah dewasa kelak,” kata Irawansyah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Suasana di kawasan masjid Agung Sangatat Rabu (7/9) lalu tampak berbeda. Sejak pagi ribuan siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) sudah mulai berkumpul diantar orangtuanya masing-masing. Rata-rata menggunakan seragam sekolah dan pakaian muslim, bagi anak perempuan berjilbab dan yang laki-laki pakaian muslim.
Sebanyak 2.300 siswa TK dan PAUD dari kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, pagi itu berkumpul untuk melaksanakan manasik haji kecil yang dipusatkan di masjid Agung, kawasan perkantoran Bukit Pelangi. Kegiatan rutin setiap tahun ini merupakan program Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kutim bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim.
Hadir juga pada acara itu Sekretaris Kabupaten (Sekab) Irawansyah dan sejumlah Kepala SKPD dan undangan lainnya. Pada kesempatan itu, Irawansyah mengatakan, Pemkab Kutim turut bangga terdahap program yang telah dilakukan para pendidik sekarang. Terutama pendidikan anak-anak usia dini yang dirasa cukup sulit karena membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang ekstra. Dikatakan, pembelajaran keagamaan sejak dini merupakan tahapan awal bagi anak untuk mengenal agama. Kegiatan ini akan bermanfaat setelah dewasa kelak dan bisa merealisasikan niatnya ke tanah suci Makkah.
“Bukan hanya penguatan niat. Bisa terintegrasi dengan aktifitas belajar seperti menabung sejak dini, sehingga praktek manasik pada anak dapat terlihat hasilnya dengan tabungan haji yang kelak untuk mereka gunakan sendiri setelah dewasa,” tutur mantan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ini.
Kadisdikbud Iman Hidayat mengatakan, selain sebagai wadah mempersatukan ukuwah Islamiah, pelaksanaan manasik haji kecil ini, para guru memberikan intruksi dan terus mengawasi agar acara dapat berlangsung sesuai keinginan bersama. "Kegiatan ini juga menjadi sebuah kenangan yang indah untuk anak didik kita. Selain itu menjadi catatan, pengalaman serta kenangan tersediri bagi anak-anak kita ketika dewasa kelak,” katanya.
Sedangkan ketua pelaksana Rinda Arsiana melaporkan, dalam pelaksanaan kali ini ada 300 guru dan 30 panitia yang terlibat. Semua berkerjasama baik IGTKI Kutim, IGTKI Sangatta Utara, Disdikbud, Puskesmas, Dinkes, PKK, Polres Kutim, Dishubkomifo. Kegiatan manasik haji kecil ini sudah dilaksanakan 16 kali sejak 2001 lalu. Sedangkan pelaksanaan manasik haji TK di tingkat Kecamatan sudah berlangsung selama 2 tahun belakangan seperti di Kecamatan Bengalon dan Rantau Pulung.
“Karena terkendala jarak yang jauh, manasik haji kecil di Kecamatan dilaksanakan sendiri melalui koordinasi Kabupaten. Program ini merupakan dukungan terhadap kurikulum 2013 yaitu pembentukan karakter. Anak-anak akan lebih mengenal dan terbiasa salah satu ajaran agama Islam melalui manasik haji,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan manasik haji kecil ini, banyak manfaat yang dirasakan bagi anak-anak. Antara lain, hafalan bacaan, tertanamnya disiplin anak, hingga ajang silaturahim yang membuat orang tua saling mengenal satu sama lain.