“Penghargaan kepada daerah tidak mesti dalam bentuk materi. Melainkan dedikasi dan kontribusi kepada daerah juga sangat berarti,” kata Tirah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Kutim pada 12 Oktober lalu berlangsung cukup meriah. Bahkan grup tarian ini ada sebuah tari berjudul tari Jepen benenjoh yang melibatkan ribuan peserta.
Namun ada cara lain untuk memberikan kado ulang tahun Kutim tersebut. Salah satunya grup pecinta alam Stiper bernama Kompa (komnitas pecinta alam) menggelar napak tilas dari perbatasan Kukar-Kutim di Marang Kayu. Kemudian berjalan kaki melintasi trans Kaltim hingga sampa di kota Sangatta.
Sebanyak lima personel anggota Kompak, mengikuti jalan sejak pada 10 Oktober 2017. Kemudian Kompak Kutim berhasil menapakkan kaki di Halaman Kantor Bupati, 12 Oktober 2017 sebelum pelaksanaan upacara HUT Kutim dan disambut oleh isteri Wakil Bupati Kutim Tirah Satriani sebelum pelaksanaan upacara.
Tirah yang juga Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kutim memberikan mengapresiasi para pecinta alam yang melakukan aksi jalan kaki sebagai kado HUT Kutim.
“Terimakasih kepada teman-teman Kompak Kutim yang telah rela melangkah ratusan kilometer hanya untuk memberikan kado bagi daerahnya,” kata Tirah yang juga Wakil Ketua TP PKK Kutim.
Dia menyebut, penghargaan kepada daerah tidak mesti dalam bentuk materi. Melainkan dedikasi serta kontribusi kepada daerah juga sangat berarti bagi progres pembangunan di Kutim.
Ketua Kompak Kutim Budiman Hading menjelaskan personil yang terlibat pada aksi napak tilas terdiri selain dia yakni Ramlan, Aburahim, Muhajir dan Muhamad Imran. Selama perjalanan dengan berjalan kaki, antusias masyarakat dibeberapa titik perjalanan sangat positif. Bahkan ada juga masyarakat yang peduli dengan menambah perbekalan seperti air kelapa muda dan buah-buahan.
Sebelumnya tim Kompak telah melakkan persiapan dan pematangan fisik. Di tengah aksi napak tilas Kompak juga bersosialisasi dengan membagi-bagikan brosur terkait perayaan HUT Kutim ke-18 tahun.
“Dengan pesan untuk masyarakat untuk menyayangi alam dan jangan membuang sampah di sembarang tempat," ungkap Budiman.
Aksi merupakan inisiatif sekaligus kejutan, diluar agenda HUT Kutim yang terjadwal oleh Pemkab Kutim. Budiman berharap Pemkab Kutim lebih memperhatikan keberadaan komunitas se-Kabupaten.
Muhajir salah seorang anggota napak tilas menambahkan aksi berjalan kaki dalam rangka Yaumul Milad-nya Kutim tak lain untuk mengenang kembali lahirnya Kabupaten. Dari wilayah Pemekaran Kukar bahkan terluar Kukar.
"Kami namakan ini perjalanan sejarah, awalnya kami pesimis namun ternyata kawan-kawan melakukannya dengan sukses dan ternyata berhasil. Syukur Alhamdulillah dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa," terangnya.
Muhajir juga tak lupa sedikit menuturkan suka duka selama melakukan napak tilas. Personel Kompak berhasil menyelesaikan misinya tiba di Bukit Pelangi bertepatan momen Upacara HUT Kutim ke-18 tahun. Sementera yang menjadi duka namun tetap menjadi berhah adalah saat melintas di Kecamatan Teluk Pandan, perjalanan diguyur hujan. Saat bertemu dengan petugas kepolisian di pos pengamanan atau aparatur lainnya, personel Kompak tak lupa menyapa.
Stamina fisik yang sudah tertempa dengan baik karena sering mengikuti lintas alam menjadi kunci sukses kelancaran jalan kaki napak tilas kali ini. Napak tilas ini menjadi bentuk loyalitas dan kecintaan Kompak Kutim kepada Kabupaten. Walau tak masuk rekor MURI, namun para personel Kompak tetap bahagia bisa menyelesaikan misi yang tak bisa dilakukan oleh setiap orang.