Setidaknya ada 2.000 peserta yang terlibat dalam tarian yang berlangsung kompak dan enak ditonton tersebut.
Merdeka.com, Kutai Timur - Pada puncak acara peringatanHari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Kutim yang berlangsung di halaman kantor bupati pada Kamis (12/10) lalu, berlangsung meriah. Selain terjun payung dan tari Jepen Begenjoh yang memecahkan rekor MURI, juga ada persembahan tarian Melayu Kutim persembahan PKK dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) serta pelajar.
Setidaknya ada 2.000 peserta yang terlibat dalam tarian yang berlangsung kompak dan enak ditonton tersebut. Gerakannya yang menawan, membuat penonton terkesima melihatnya.
Tari ini dipersembahkan oleh ibu-ibu pengurus PKK Kutim pimpinan Hj Encek UR Firgasih Ismunandar, pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kutim, dan siswa-siswi SMPN 1, SMPN 2, dan SMAN 2. Dengan koreografi dan penata tari Akhyar Fahlevi dari Lembaga Kebudayaan Kutai (LPK).
Dibagi dalam tiga bagian, tarian massal jepen kutim dalam formasi ketika memberikan atraksi hiburan ini. Disebelah kiri dan kanan diisi para pelajar penari mengenakan kostum berwarna hijau, di bagian depan ada ibu-ibu pengurus PKK mengenakan kostum batik dengan kombinasi berwarna hijau dan biru, sementara itu ibu-ibu DWP menggunakan kostum seragam dengan warna pink.
Ditemui selepas acara, Akhyar Fahlevi mengatakan persiapan melatih para peserta terhitung mulai 18 September bulan lalu. Sekitar tiga minggu melatih ibu-ibu dan para pelajar. Mereka membuktikan dengan latihan disiplin. Ada enam pelatih yang terlibat dalam kegiatan ini dan mereka sudah berpengalaman seperti Syafrudin, Aji Linda, Benggo, Rita, Fian, dan Rino. Untuk ilustrasi musik diisi oleh Ahmad Rifani, Andi Budiman, Kasmin, dan Wira Wahyudi.
“Alhamdulillah tari masal melayu Kutim berjalan semarak dan tanpa hambatan, para peserta membuktikan di depan Bupati Ismunandar selaku pembina tarian ini padu dan kompak. Intinya terlihat serasi dalam penampilan gerakan memeriahkan HUT Kutim ke-18,” ucap pria yang sehari-harinya bekerja di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) kas Kantor Samsat Kutim.
Akhyar menambahkan tarian ini menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada sang khaliq pencipta alam semesta ini atas anugerah yang diberikan kepada hambanya.
“Gerakan tari ini mengambil gerak dasar tari jepen yang dipadukan dengan alunan musik dan nyanyian yang mengiringi kelembutan gerak langkah sang penari sehingga menarik perhatian penonton,” ujar Akhyar.