1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

IFRC, ajang mengasah kemampuan penyelamatan korban kecelakaan di lapangan

“Tim rescue harus meningkatkan kemampuan, khusunya dalam ketepatan dan kecepatan waktu penyelamatan korban," kata Hendrasto.

Wabup Kasmidi Bulang bersama jajaran manajemen KPC dan Kementerian ESDM memencet tombol sebagai tanda dimulainya IFRC di Kutim. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Senin, 06 November 2017 22:22

Merdeka.com, Kutai Timur - Kegiatan Indonesia Fire Rescue Challenge (IFRC) yang dilaksanakan di Sangatta, Kutai Timur diharapkan menjadi ajang mengasah kemampuan dalam penyelamatan pekerja di lapangan. Sehingga tim rescue mampu menaklukkan berbagao situasi yang buru di lokasi kejadian.

Hal itu ditegaskan Direktur Tehnik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Muhamad Hendrasto dari Kementerian ESDM, pada acara pembukaan IFRC di Swarga Bara, Sangatta Utara, Kutai Timur, Sabtu (4/11) lalu.

Dia mewakili Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono yang berhalangan hadir. Menurutnya, dari data statistik hingga November ada 22 kecelakaan kerja dengan korban cedera serta 9 meninggal dunia.

Dijelaskan, tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan tim rescue dalam menaklukkan berbagai situasi yang buruk, yakni menekan angka kecelakaan kerja. Sekaligus, untuk berdiskusi bersama terkait keselamatan kerja. Selain itu, akan ada banyak peralatan baru yang perlu di-update untuk dipelajari.

“Semoga dengan kegiatan IFRC tim rescue makin meningkatkan kemampuannya. Diharapkan peserta dalam kondisi sehat. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan, khususnya dalam ketepatan dan kecepatan waktu penyelamatan korban yang merupakan salah satu aspek penting," kata Hendrasto.

Sedangkan Wabup Kasmidi Bulang pada kesempatan itu mengatakan, sudah selayaknya tim rescue atau penyelamat lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi tantangan di lapangan. Dia berharap, Kutim ke depan memiliki sebuah trim rescue yang bertaraf nasional dan mumpuni.

"Semoga IFRC menjadikan tim rescue semakin tangguh dan kuat dalam melakukan penyelamatan jika terjadi kecelakaan di lokasi kerja," kata Kasmidi.

IFRC digelar untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada tim rescue perusahaan. Pengetahuan seperti delapan challenge yang dipraktikkan di antaranya Road Accident Rescue, Fire Fighter, Jungle Search and Rescue hingga Water Rescue. IFRC 2017 ini diikuti 19 perusahaan dari 18 perusahaan tambang dan mineral di Indonesia. Seperti PT Agincourt Resources, PT Freeport Indonesia, ada juga PT E & P Indonesia.

Ketua Dewan BOD Chairwoman IFRC Lydia Hardiani bersyukur bahwa kegiatan IFRC masih dipertahankan selama 17 tahun. Diharapkan semua perusahaan yang ikut mendapatkan manfaat. Terutama pada teknik penyelamatan yang baru dan menjadikan skill semakin mumpuni.

"Peserta teruslah belajar. Kali ini ada teknik baru seperti penyelamatan korban terjepit dalam bus. Diingatkan kepada tim dalam melaksanakan lomba tetap menjaga keselamatan, jangan mempertaruhkan nyawa demi target (juara)," kata Lydia.

Pada kesempatan itu juga ditampilkan berbagai kreasi performance dari masing-masing peserta IFRC dalam opening ceremony. Bukan itu saja, dalam pembukaan kali ini juga dipamerkan berbagai alat keselamatan yang kerap digunakan oleh tim rescue.

KTT PT Kaltim Prima Coal Pembina Local Committee IFRC Muhammad Rudy mengharapkan pada ajang IFRC menunjuk KPC sebagai tuan rumah untuk kali ketiga ini, seluruh peserta dapat belajar dan saling berbagi pengalaman.

"Tim bisa sharing dan saling belajar. Semoga kegiatan ini berjalan aman dan lancar sesuai harap kita bersama," harap Rudy.

(AJ/AJ)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA