“Apabila wanitanya kuat maka negaranya kuat, apabila wanitanya kuat kabupatennya kuat,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar menegaskan bahwa peran wanita di zaman pembangunan modern seperti sekarang ini sangat nyata. Bahkan bisa dikatakan wanita juga memiliki andil besar dalam kesuksesan suatu daerah.
“Apabila wanitanya kuat maka negaranya kuat, apabila wanitanya kuat kabupatennya kuat, saya yakin hal inilah yang mengilhami DWP (Dharma Wanita Persatuan) untuk mengusung tema bahwa, DWP merupakan tanggung jawab kita semua,” kata Ismu, sapaan akrab Ismunandar pada Musyawarah III DWP Kabupaten Kutim tahun 2017, di Ruang Akasia, Gedung Serbaguna Bukit Pelangi Sangatta. Kamis (9/3/2017).
Ismu berharap organisasi DWP sebaiknya bisa menjadi contoh serta menjadi panutan bagi masyarakat. Untuk itu dalam musyawarah DWP ini, Ismu meminta DWP bisa berperan nyata agar bisa menjadi inspirasi banyak pihak. Salah satunya terus mensosialisasikan program wajib belajar sejak pukul 19.00- 21.00 wita. Tentunya peran serta DWP yang jumlahnya mencapai ribuan hingga kecamatan, dalam mensosialisasikan program ini akan sangat mengurangi beban pemerintah. Dia bersyukur dalam waktu setahun terakhir dirinya menjabat, laporan terkait persoalan rumah tangga mulai berkurang, terutama di kalangan pegawai negeri. Sebab, sambung Ismu, saat menjabat Sekretaris Kabupaten surat yang paling sering ditanda tangani adalah persetujuan cerai.
“Jika perlu nanti DWP juga menghadirkan bapak-bapaknya (para suami) untuk mengadakan seminar atau work shop bagaimana supaya suami betah di rumah dan jangan banyak ke luar kota," tambahnya.
Musyarawah III DWP kali ini dihadiri sejumlah pejabat penting. Diantaranya Wakil Ketua DPRD Kutim yang juga Ketua TP PKK Kutim Encek UR Firgasih. Firgasih juga menjabat penasehat DWP Kutim. Pada kegiatan ini Sri Andayani Irawansyah terpilih dan dipercaya menjadi Ketua DWP Kutim menggantikan Ellyana Syafruddin.
Selain itu juga hadir perwakilan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), perwakilan organisasi kewanitaan, Perisda, Persit, Gabungan Organisasi Kewanitaan (GOW), Jalasenastri, Bhayangkari, Dharma Yukti Karini, Adyaksa Darmakarini, Periska, perwakilan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Ketua DWP Kutim Sri Andayani Irawansyah menambahkan, Muscab III ini dilaksanakan dengan tujuan mensosialisasikan hasil musyawarah Nasional III DWP. Menetapkan program kerja DWP Kutim, mengevaluasi laporan pertanggung jawaban DWP Kutim masa bakti 2009-2014 serta menetapkan Ketua DWP Kabupaten Kutim masa bakti 2014-2019.
"Muscab ini merupakan sarana yang tepat untuk melakukan konsilidasi organisasi menghadapi tantangan dan peluang. Momentum ini dapat menjadi wahana silahturahmi bagi segenap pengurus yang harus diterapkan dalam kehidupan berorganisasi. Semoga dalam muscab ini seluruh anggota dapat menyalurkan aspirasi dan memberikan masukan demi perbaikan kinerja DWP, dengan adanya pemilihan kepengurusan yang baru," terangnya.
Selain itu dia berharap pengurus DWP harus lebih meningkatkan rasa memiliki dan berperan serta dalam memajukan organisasi. Sehingga sesama anggota termotivasi dalam mengelola organisasi tanpa ada kepentingan pribadi dan kelompok. Dia menyebut wanita adalah tiang Negara. Bilamana wanita kuat maka kuat pulalah sebuah Negara. Sebaliknya apabila wanita lemah serta rapuh maka roboh dan rusaklah Negara. Kuat yang dijelaskan oleh Ketua DWP Kutim bukanlan dalam hal fisik, melainkan kuat secara psikologi dan rohani. Sebab wanita yang notabene sebagai seorang ibu memiliki tugas mulia sebagai pendamping suami dalam kondisi apapun. Serta bersama-sama mendidik dan membesarkan anak yang senantiasa menjadi penerus bangsa. Musyawarah III DWP Kabupaten Kutim tahun 2017 kali ini mengusung tema "Dharma Wanita Tanggung Jawab Kita Semua" diikuti oleh 138 peserta dari 38 Dinas / Badan serta 79 orang perwakilan 18 kecamatan.