“Organisasi bisa menjadi wadah bersilaturrahmi, memberikan solusi bagi perkembangan daerah ke depan agar lebih maju,” kata Kasmidi.
Merdeka.com, Kutai Timur - Wabup Kasmidi Bulang meminta kepada seluruh paguyuban yang ada di Kutim, untuk bisa terlibat dalam pembangunan daerah ini. Jika seluruh paguyuban yang ada terlihat rukun dan damai, tentunya perekonomian semakin membaik dan pembangunan berjalan lancar.
Pernyataan itu disampaikan Wabup Kasmidi saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Badan Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPD KKSS) Kutim, di Gedung Buana Mekar, Selasa (18/1/2017) malam. Kegiatan ini berlangsung semarak dan dihadiri sejumlah tokoh agama.
Wabup Kasmidi Bulang malam itu menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran bupati karena sesuatu hal. Dia mengapresiasi acara dimaksud karena pengaruhnya yang positif. Selain dapat selalu mengingatkan umat Islam untuk meneladani sifat-sifat Rasul, juga sebagai wahana untuk meningkatkan tali silaturahmi. Karena itu, dia berharap seluruh paguyuban yang ada di Kutim menjadi pemersatu masyarakat. Terutama dalam menjaga daerah, tidak hanya masyarakat pesisir namun hingga warga pedalaman. Sehingga daerah tetap dalam keadaan kondusif.
“Organisasi bisa menjadi wadah bersilaturrahmi, memberikan solusi bagi perkembangan daerah ke depan agar lebih maju. Termasuk paguyuban lain, harus terlibat dalam proses pembangunan Kutim,” harap Kasmidi yang mantan Anggota DPRD Kutim.
Pemerintah, lanjut Kasmidi, telah melakukan pelantikan beberapa waktu lalu dengan mengakomodir semua etnis. Mulai esselon II, III dan IV, agar masyarakat dari semua suku bangsa dapat berkontribusi dalam proses membangun Kabupaten Kutim. sehingga bukan hanya warga tertentu yang ikut terlibat dalam pembangunan Kutim, namun juga suku-suku lainnya.
Sementara itu Ketua KKSS Kutim Haji Hasanuddin Sakka kegiatan yang digelar adalah merupakan program awal dari BPD KKSS Kutim. Guna meneladani baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dengan maksud menjaga kerukunan, kekeluargaan antara suku dan agama di Kutim.
“Pada dasarnya warga KKSS juga adalah masyarakat Kutim. Namun secara kebetulan berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sul-Sel). Warga KKSS harus menjadi contoh sebagai paguyuban sopan, santun, bersahabat, mengayomi dapat berdampingan dengan suku dan agama yang merupakan satu kesatuan dalam membangun Kutim aman dan kondusif,” kata Hasanuddin Sakka.
Melalui pesan leluhur yakni “sipaka tau, sipaka lebbi” (tidak membedakan yang dihormati dan menghargai sesama manusia), KKSS Kutim berkomitmen dalam mendukung program Bupati dan Wakil Bupati menyukseskan program pembangunan Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu). Dia bersyukur warga Sul-Sel yang jumlahnya kedua terbanyak setelah suku Jawa di Kutim ini terus berkontribusi terhadap pembangunan.
Kegiatan semakin semarak karena pihak panitia menghadirkan Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad Mangkoso Sul-Sel, Muhammad Faried Wadjedy untuk menyampaikan tausiyah.