"Indonesia terjadi tiga kali pemberontakan komunis, jangan sampai terjadi lagi peristiwa serupa,” kata Gatot Nurmantyo.
Merdeka.com, Kutai Timur - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak kepada seluruh kepala daerah, baik bupati/walikota maupun wakil bupati/wakil walikota untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai wilayah Indonesia terlepas lagi dari pangkuan ibu pertiwi.
Penegasan itu disampaikan Panglima saat memberikan pengarahan kepada 167 Kepala Daerah yang ikut pembekalan kepemimpinan pemerintahan dalam negeri yang digelar di Kementerian Dalam Negeri di auditorium Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri jalan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (24/5) lalu.
Ditegaskan, Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali Kota harus bahu-membahu bekerja sama dengan TNI dalam menjaga keutuhan Negara berlandaskan Pancasila. Sebab, dalam beberapa pekan terakhir Indonesia terancam direbut kalau tidak dihancurkan. Untuk itu, pihaknya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke bersatu guna menjaga NKRI jangan sampai terlepas lagi wilayah bumi pertiwi ini. Sudah ada contohnya satu provinsi hilang.
"Kita harus waspada, jangan melupakan sejarah. Indonesia terjadi tiga kali pemberontakan komunis, jangan sampai terjadi lagi peristiwa serupa. Indonesia mempunyai nilai jual ekonomi tinggi di mata Internasional. Siapa cepat dia dapat, siapa kalah akan dilibas. Negara sebesar apapun pasti terjadi krisis ekonomi hasilnya kita akan kembali ke titik nol," tegas Gatot.
Orang nomor satu di jajaran TNI ini mengajak bersama-sama membangun daerah, mencari investasi sebanyak-banyaknya, berikan peluang yang besar tetapi memperhatikan negosisasi apa yang didapat tenaga kerja Indonesia, apa yang didapat dari dampak ekonomi lanjutan. Indonesia mempunyai enam agama yang diakui secara hukum.
"Ingat, bila tidak ada Islam bukan Indonesia, tidak ada Kristen bukan Indonesia, tidak ada Hindu bukan Indonesia, tidak ada Buddha bukan Indonesia, dan tidak ada Konghucu bukan Indonesia. Itulah ke-Indonesian kita. Jangan jadikan itu pertentangan dan membuat kita utuh dan bersatu. Amalkan isi Pancasila dan hafalkan bunyinya. Kewarganegaraan dan budi pekerti itu modal," tambahnya.
Gatot juga menuturkan sebelum Pilkada DKI Jakarta terjadi fitnah, ribut, saling menjelekkan. Sebenarnya itu bukan identitas kepribadian bangsa Indonesia. Peran pemimpin daerah mengajak masyarakatnya hilangkan sentimen SARA. Indonesia bangsa yang besar sudah sepantasnya semua bersatu agar NKRI tidak terpecah.
"Saya terus keliling tanpa lelah ke daerah-daerah meneriakkan ancaman kepada Negara semakin nyata. Jika pemimpin daerahnya bekerja secara bijaksana otomatis masyarakatnya bersatu. Intinya TNI dibantu dengan seluruh warga Negara Indonesia kompak," ujarnya.
Usai mendengar paparan yang disampaikan Panglima TNI, Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) sangat mengapresiasi. Sebab, Panglima menerangkan kondisi terkini Indonesia sesuai fakta. Tidak mendapatkan informasi sepenggal-sepenggal dari si A atau B tapi memang dari orang yang mempunyai tugas dan wewenang berkompeten dalam keutuhan NKRI. Materi tentang kewaspadaan Negara terhadap ancaman dari luar disampaikan dengan lengkap.
"Kami sudah menerapkan secara maksimal. Alhamdulillah sampai hari ini Kutim tidak ada perpecahan, seluruh agama yang dilegalkan Negara diakomodir dengan baik. Ada paham-paham radikal tidak ada toleransi atau pun yang bertentangan ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Kasmidi.
Pemkab Kutim dalam hal ini selalu berkomunikasi intens dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) yaitu Kapolres, Dandim, hingga Danlanal. Setiap dua minggu sekali selalu ada pertemuan dan rapat memonitor suasana Kutim kondusif.
"Saya kira ini menjadi materi luar biasa dari Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang bisa dipetik dan diterapkan. Jika seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah menyimak lebih seksama, Indonesia dipastikan tidak akan terpecah belah. Tidak ada gangguan teroris yang bisa masuk ke wilayah NKRI, Indonesia menjunjung persatuan dan kesatuan berbangsa," tutupnya.