"Ketua Umum Nahdatul Ulama Pusat ini sudah dua kali ke Kutim, selama kepemimpinan Ismunandar, sehingga terkesan 'istimewa' bagi Aqil Siradj.
Merdeka.com, Kutai Timur - Ketika Nahdatul Ulama (NU) Kutai Timur menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) III sepertinya menjadi istimewa bagi Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Sebab, saat perhelatan pembukaan pemilihan kepengurusan baru di kabupaten ini, orang nomor satu di NU nusantara ini langsung hadir di kota
Sangatta.
Aqil Siradj bukan pertama kali datang di Sangatta. Inilah yang menjadi istimewa bagi Kutai Timur, sehingga semangat warga nahdiyin cukup 'membara' lantaran kiyai kondang itu mau kembali ke Kutai Timur dan sekaligus memberikan tausiah atau tablig akbar kepada keluarga besar warga NU di Kutim.
Tak pelak lagi, gedung Buana Mekar yang dijadikan perhelatan pembukaan konfercab pada Senin (29/8) lalu disesaki warga nahdiyin. Konfercab yang mengusung tema “Membumikan Islam Nusantara sebagai Kearifan Lokal” itu berlangsung lancar dan sukses.
Usai membuka Konfercab, Aqil Siradj memberikan tausiah atau tabligh Akbar dihadapan ribuan warga nahdiyin dari 18 kecamatan dan undangan lainnya.
Pada kesempatan itu, Aqil Siradj mengatakan, roh agama Islam harus dipahami dengan sebenar-benarnya selanjutnya diamalkan dan dikembangkan. “Tidak boleh sebatas simbol tapi kualitasnya nol. Pemahaman tentang jumud, eksklusif, ekstrim, itu tidak boleh,” katanya.
Pemahaman Islam yang benar lanjut Said Aqil Siradj hanya dapat didapatkan melalui orang-orang yang berilmu, seperti ulama atau kiai, yang memiliki standar kebenaran ilmu pengetahuan. Masalah agama bukan barang kecil, bukan barang gampangan tapi harus dikaji, didalami ahlinya. "Kebenaran hanya diketahui oleh orang-orang berilmu,” jelas Ketua PBNU pusat.
Pada acara pembukaan konfercab itu, dihadiri bupati Ismunandar yang juga selaku Ketua PC NU Kutim, Wakil bupati Kasmidi Bulang, tokoh masyarakat,
tokoh agama, pemuda, sejumlah pejabat lingkup Pemkab Kutim dan pengurus NU 18 kecamatan yang ada di Kutai Timur.
Sebelumnya, Ismunandar selaku Ketua Tanfidz PC NU mengatakan, kepengurusan NU sudah terbentuk di 18 kecamatan. "Berarti organisasi ini berjalan dan ada pergerakan. "Kita harapkan semua pengurus bisa membawa organisasi kegamaan ini menjadi lebih baik," kata Ismu, panggilan akrab mantan Sekretaris Kabupaten ini.
Sesuai aturan lanjut Ismunandar, Ketua Umum Tanfidz NU daerah tidak boleh bisa dijabat oleh pejabat publik. Di Kutim banyak calon lain yang bisa membawa NU Kutim lebih baik dan lebih maju. Ia selaku Tanfidz mohon maaf karena belum bisa memberikan yang maksimal kepada NU Kutim. “Kendati demikian, saya tidak akan meninggalkan warga nahdiyin," jelas Ismu
Wakil Bupati Kasmidi Bulang mewakili pemerintah mengatakan, NU Kutim telah banyak memberi kontribusi baik pemikiran, bantuan fisik dan moril kepada masyarakat dan Kutim pada umumnya. Dia berharap, organisasi lain juga berbuat demikian. “Mari kita ciptakan suasana damai, tentram dan
kondusif,” harap Ketua Kosgoro Kutim ini.
Dijelaskan, seorang ketua dari organisasi merupakan contoh bagi organisasi yang bersangkutan dan dinilai layak memimpinnya. Kasmidi berharap, ketua PCNU terpilih nanti bisa membawa NU menjadi patner pemerintah. "Ayo sama-sama membagun Kutim yang kita sama cintai ini,” jelas mantan anggota DPRD
Kutim ini.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Said Aqil, didampingi Ketua Pengurus Wilayah (PWNU) Kaltim KH Muhammad Rasyid, Ketua Pengurus Cabang (PCNU) Kutim Ismunandar, Ketua PBNU Koordinator Kaltim-Kaltara Farid Wajdy, Wakil Bupati Kasmidi Bulang dan Ketua Panitia Konfercab III H Abdul Latif.