“Keberhasilan perkebunan kelapa sawit, dapat diikuti sektor lain seperti pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan,” kata Rupiansyah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Untuk menyusun road map pembangunan agribisnis dan agroindustri Kutai Timur, Pemkab melibatkan tenaga ahli dari kalangan akademisi, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB). Langkah ini dimaksudkan, agar visi dan misi Pemkab Kutim 2016-2021 bisa tercapai dengan baik.
Kegiatan penyusunan road map yang digagas Badan perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim ini, juga melibatkan berbagai unsur lainnya seperti Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Acara yang dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan sekretariat daerah Rupiansyah pada Rabu (24/5) lalu itu, diharapkan mampu mewujudkan Kutim lebih mandiri. Menurut Rupi, panggilan akrab mantan Kepala Bappeda Kutim ini, pertemuan tersebut cukup penting guna menyesuaikan visi dan misi Pemkab Kutim 2016-2021 agar terwujud kemandirian daerah melalui pembangunan yang berbasis ekonomi industri. Tidak bisa dipungkiri sektor pertambangan masih mendominasi pendapatan masyarakat namun pada sektor perkebunan kelapa sawit juga sudah menampakkan keberhasilan dalam memajukan peningkatan perekonomian masyarakat di Kutim.
Pengembangan agribisnis dan agroindustri merupakan modernisasi pedesaan yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuka kesempatan kerja, untuk itu perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah, sehingga alokasi sumberdaya serta dana sehingga dapat menghasilkan output yang optimal pada gilirannya akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Semoga keberhasilan perkebunan kelapa sawit, dapat diikuti sektor lain seperti pertanian, karena pertumbuhan penduduk akan diikuti dengan kebutuhan dasar (pangan),” harap Rupiansyah
Rupiansyah menambahkan, di sisi lain dampak dari perkebunan pasti ada yakni beralihnya petani ke sektor perkebunan sehingga komoditas yang selama ini menjadi andalan akhirnya terganggu, sementara kebutuhan pokok seperti beras semakin hari semakin bertambah. "Lahan pertanian yang ada sekarang ini tetap dipertahankan dan jangan dialihfungsikan ke sektor lain. Kutim sudah berupaya untuk meningkatkan produksi beras agar mencukupi kebutuhan masyarakat (swasembada beras) dan tidak mengimpor lagi. Jika bisa terpenuhi tentu menghemat biaya transportasi dan pasti harganya lebih murah," jelas Rupiansyah.
Pemkab Kutim telah membangun infrastruktur (jalan) dan pelabuhan untuk mendukung masyarakat dalam meningkatkan perekonomian khusunya di bidang tanaman pangan. "Tiga prioritas yang diprogram dalam masa kepemimpinan Ismu-KB yakni infrastruktur, air bersih dan listrik, termasuk pembukaan dan peningkatan jalan tani untuk mendukung program agribisnis," ungkap Rupiansyah yang mantan Kabag Pembangunan Setkab Kutim ini.
Ketua Tim ITB Machfud MS, mengatakan dalam mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pembangunan agribisnis dan agroindustri perlu adanya pemberdayaan seluruh kekuatan ekonomi dengan melibatkan masyarakat di daerah, terutama pada sektor pertanian dan industri guna memantapkan daya saing komoditi unggulan.
“Pemberdayaan seluruh ekonomi masyarakat di daerah pada sektor bisnis dan industry merupakan kompetensi pasar yang tentunya memiliki daya saing dimasa yang akan datang dalam meningkatkan kecukupan pangan,” harap Machfud.