“Ini merupakan jiwa besar para fonding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan di seluruh pelosok nusantara,” kata Joko Widodo.
Merdeka.com, Kutai Timur - Peringatan hari Lahir Pancasila di Kutim pada Kamis (1/6/20170 tadi pagi dipusatkan di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0909/Sangatta, dengan inspektur upacara Bupati Ismunandar. Kegiatan yang digelar pertama kali peringatan Harlah Pancasila ini, diikuti sejumlah pasukan TNI dan Polri serta undangan.
Pada kegiatan upacara itu, hadir juga Wakil Bupati (Wabup) Kasmidi Bulang, Seskab Irawansyah, Dandim 0909/Sangatta Letkol Inf Setyo Wibowo, Danlanal Sangatta Letkol Laut Mulyan Budiarta, Kapolres Kutim AKBP Rino Eko, sejumlah kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Perwira TNI dan Polri serta undangan lainnya.
Pada kesempatan itu, bupati Ismunandar membacakan sambutan presiden Joko Widodo. Menurut presiden, hari lahir pancasila merupakan pertama kalinya guna meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati, mengamalkan nilai luhur pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan peringatan hari lahir Pancasila ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) momor 24 tahun 2016, tentang HLP dan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai HLP. Maka setiap 1 Juni pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia memperingati HLP serta menjadikannya sebagai hari libur nasional.
“Ini merupakan jiwa besar para fonding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan di seluruh pelosok nusantara sehingga kita bisa membagun kesepakatan bangsa yang mempersatukan Indonesia,” jelas Jokowi, seperti dikutip bupati Ismunandar.
Dijelaskan, kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman itu merupakan takdir tuhan, Indonesia mulai Sabang sampai Merauke dan Miangas hingga Rote juga keberagaman. Di dalamnya ada etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan semuanya bersatu membentuk Indonesia itulah Bhinekaan Tunggal Ika.
“Kehidupan berbangsa mengalami tantangan, kebhinekaan kita diuji, ada pandangan dan tindakan mengancam kebhinekaan, sikap tidak toleran dengan mengusung ideologi selain pancasila ditambah lagi penyalahgunaan madia sosial yang menggaungkan kabar bohong (Hoax),”. kata Presiden.
Menurut Jokowi, Indonesia perlu belajar dari pengalaman buruk Negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil, makmur di tengah kemajemukan tentu dilandasi pancasila, UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan bhineka tunggal ika sehingga bisa terhindar pengalaman buruk Negara lain.
“Para ulama, ustadz, pendeta, pastor, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga nilai Pancasila,” harap Jokwi.