“Ikan hiu ada yang ukurannya panjang dan beratnya bisa mencapai satu ton lebih," kata Rahmat.
Merdeka.com, Kutai Timur - Daud, salah seorang nelayan yang bermukim di kawasan Pulai Miang, kecamatan Sangkulirang perlu dicontoh. Lelaki ini bersama rekan-rekannya saat menangkap ikan tuna, menggunakan metode bermain layang-layang sambil memancing.
Melalui permainan layang-layang, ternyata ikan tuna bisa bermunculan ke permukaan atas air. Sehingga dengan mudah, nelayan tersebut menangkap ikan dengan mudah, karena melalui permainan layang-layang tersebut. Daud dan kawan-kawan mampu menangkap ikan tuna berukuran besar, sekitar 80 centimeter panjang dengan cara mengumpan menggunakan layang-layang di lautan kisaran Pulau Miang, Desa Pulau Miang, Kecamatan Sangkulirang.
Penangkapan ikan tuna itu dilakukan dengan cara para nelayan membuat layang-layang dari kertas warna hijau. Menurut Daud, layang-layang itu diikat pada kayu kecil panjang di atas perahu, dan saat ditiup angin, layang-layang tersebut bergerak-gerak terbang. Itulah merangsang menarik ikan tuna besar yang lebih suka hidup di dalam kedalaman laut tertentu untuk naik mendekati hingga ke permukaan air laut.
Sementara di lokasi itu juga kail yang telah dipasangi umpan makanan ikan tuna dimasukan ke dalam air laut. Dengan penuh kesabaran, akhirnya kail nelayan itu diterkam ikan tuna. Mungkin metode ini belum pernah diterapkan di daerah lain, sehingga bisa ditiru dan dipraktikkan untuk mendapatkan ikan tuna di perairan.
Bahkan kawasan perairan Pulau Miang bisa dijadikan destinasi wisata, baik untuk memancing maupun kawasan desa Pulau Miang itu sendiri yang memiliki keunikan. Seperti sumur yang tak pernah surut airnya, meski musim kemarau dan merupakan air tawar. Kemudian ada sumur minyal tua juga menjadi daya tarik tersendiri.
Di kawasan perairan Pulau Miang sendiri menurut sejumlah nelayan di sana, banyak ikan tunanya. Tak heran, Daud dan rekan-rekan nelayan lainnya yang memiliki profesi nelayan, terus mencari ikan tuna dan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keseharian keluarganya.
Menurut salah seorang pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Timur, Rahmat, di kawasan Pulau Miang dan kecamatan Sandaran, ikan tuna, ikan hiu, atau ikan lumba-lumba dan ikan cakalang, merupakan satu spesies karena wujudnya hampir sama, tidak bersisik. Yang membedakan hanya bentuk sirip, dan bentuk badan, serta lonjongan kepala, maupun ukuran fisik.
“Ikan hiu ada yang ukurannya panjang dan beratnya bisa mencapai satu ton lebih," kata Rahmat.
Pemkab Kutim, terus meperhatikan, memotivasi serta mendorong agar nelayan mampu memanfaatkan, dan mengelola sumber daya bahari secara optimal demi kesejahteraan dalam kelangsungan hidup sehari-hari. Sumber daya laut itu sebaiknya dijaga, dipelihara dan dimanfaatkan. Sumber daya laut jangan dirusak.
“Jika dirusak, yang rugi nelayan sendiri dan masyarakat. Bangsa dan negara pun juga ikut dirugikan. Mari memanfaatkan dengan mengelola sumber daya laut secara arif dan bijaksana,” kata kata Bupati Ismunandar.