“Kami sebagai petani tetap bisa tersenyum dengan hasil panen kebun karet," ujar Safiatur.
Merdeka.com, Kutai Timur - Harga karet sekarang cukup baik dan ini merupakan kabar gembira bagi petani karet. Diharapkan harga sekarang yang mencapai sekitar Rp 6.000 per kilogram pada pertengahan April, terus menanjak lagi di masa mendatang.
Mendengar kenaikan harga semangat petani karet di daerah ini terus bergairah. Meski harga itu dinilai belum ideal, setidaknya mampu memberikan harapan baru bagi petani untuk tetap menekuni tanaman karet di masa mendatang.
Menurut Safiatur Rahman salah seorang petani menyebutkan jika kenaikkan harga karet yang menembus harga Rp 6000 per kg, dapat dikatakan lumayan untuk keadaan ekonomi nasional dan daerah yang masih labil seperti ini. Dirinya bersama rekan-rekan petani di Karangan Dalam berharap, agar pemerintah kabupaten dapat melakukan usaha-usaha peningkatakan kemampuan petani dalam mengembangkan perkebunan karet.
"Idealnya harga karet di tingkat petani bisa diatas Rp 10.000 per kg, tapi untuk sementara harga yang ada juga bagus. Kami sebagai petani tetap bisa tersenyum dengan hasil panen kebun karet," ujarnya bangga.
Plt Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kutim M Alfian mengatakan jika potensi perkebunan di daerah ini amatlah luar biasa, walau posisi karet masuk dalam komoditi unggulan urutan kedua. Tetapi gairah petani tetap mempertahankan perkebunan karet, menjadi modal utama pada masa mendatang untuk terus meningkatkan hasil panen dalam mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri.
"Kami telah melakukan pemantauan ke beberapa lokasi perkebunan karet di kecamatan-kecamatan, salah satunya di desa Karangan Dalam. Dengan luasan lahan yang digarap petani mencapai 80 hektare. Jika kemudian kenaikkan harga karet dapat bertahan, dengan harga yang ada atau bahkan lebih baik lagi. Saya yakin hal ini membawa dampak pada perekonomian keluarga petani ke depannya,” sebut Alfian.
Untuk itu petani diharapkan dapat mempertahankan kebun karet yang telah ada, juga melakukan peremajaan tanaman serta perluasan kebun. Perlu diketahui Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) sejak jauh-jauh hari telah melakukan pengembangan komoditi karet dengan menggunakan bibit karet klon PB260. Penanganan program penyuluhan dibantu langsung oleh petugas dilapangan.
Plt Kadisbun Kutim kembali menambahkan bahwa pihaknya saat ini terus melakukan pemantauan ke petani-petani baik di pesisir dan pedalaman Kutim, agar mampu mendata potensi-potensi komoditi perkebunan lainnya diluar komoditi kelapa sawit dan karet. Mengingat luasan lahan perkebunan di Kutim amatlah besar dan perkebunan adalah salah satu tonggak untuk memandirikan daerah ini pada masa mendatang. Ditengah anjloknya ekonomi nasional akibat pengaruh defisit keuangan, tidak boleh dipandang sebelah mata. Untuk itu terobosan-terobosan dalam meningkatkan pemasukkan daerah harus dilakukan. Selain dapat mengamankan daerah juga mampu mengamankan ekonomi keluarga petani.
"Saya berharap petani-petani pemilik kebun maupun yang tergabung dalam kelompok tani untuk dapat bersinergi dengan pemerintah, sehingga dapat mengaplikasikan program Gerakkan Desa Membangun yang digagas oleh Bupati Kutim H. Ismunandar, ST, MT." terangnya.
Terkait bibit karet klo PB 260, Karsino Staf UPT Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan di Karangan membenarkan pernyataan Plt Kadisbun. Menurutnya pihak penyuluh telah memberikan informasi sebelumnya pada para petani untuk dapat menggunakan bibit karet klon PB 260. Bibit ini diyakini lebih unggul dibandingkan dengan bibit karet klon lainnya. Apalagi dalam kategori klon, penghasil lateks klon ini amatlah dianjurkan dengan tingkat produktifitas getah karet amat tinggi.
"Potensi getah karet yang dihasilkan oleh klon PB 260 begitu bagus, pohon karet dapat disadap (di deres) dengan usia rata-rata pohon pada umur 6 tahun. Selain mampu menghasilkan latex, jenis ini juga resisten terhadap jamur corynespora colletotrichum dan odium. Dengan potensi panen mencapai 100 - 200 gram perpohon. Selain itu warna latex putih kekuningan dan mampu diolah menjadi sheets. Dengan kondisi pohon ramping berisi," ungkap Karsino sembari menunjukkan perkebunan karet yang dikelola kelompok tani.