“Dikelola tujuh kelompok tani dengan anggota pekerja sekitar 101 orang, namun hasilnya menjadi salah satu andalan warga,” kata Suherman.
Merdeka.com, Kutai Timur - Kutai Timur memiliki berbagai potensi dan keunggulan tersendiri di sektor sumber daya alam. Salah satunya perkebunan kakao atau cokelat yang berada di kecamatan Karangan.
Saat ini, tanaman kakao di Karangan sekitar 128 hektare, diantara lahan yang produk sebanyak 104 hektare. Dari luasan lahan tersebut, diperkirakan mampu menghasilkan 100 ton setahun.
“Ini merupakan produksi kakao terbesar di Kaltim. Meski dikelola tujuh kelompok tani dengan anggota pekerja sekitar 101 orang, namun hasilnya menjadi salah satu andalan warga kecamatan Karangan,” kata Camat Karangan Suherman.
Dijelaskan, tanaman kakao menjadi tumpuan masyarakat setempat, khususnya warga Desa Karangan Hilir, lantaran mampu menopang kehidupan sehari-hari sekaligus membiayai sekolah anak-anaknya agar dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Pihaknya sangat mendukung pengembangan kakao yang dilakukan oleh warganya. Yang menjadi persoalan adalah, sebagian lahan yang ditanami kakao itu masih berstatus Kawasan Budidaya kehutanan (KBK), kawasan budidaya Non kehutanan (KBNK) dan areal penggunaan lain (APL). Artinya masyarakat hanya bisa melakukan pinjam pakai areal tersebut. Pada prinsipnya pemerintah tetap memantau penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Karangan, agar penggunaanya tepat sasaran.
“Semoga hal tersebut juga dapat diikuti desa lain agar dapat meningkatkan tarap hidup warga, mengingat perkembangan kakao sangat baik,” kata Cono, sapaan akrab Suherman.
Potensi yang dimiliki kecamatan Karangan mengenai tanaman kakao itu, dibenarkan Dinas Perkebunan (Disbun) Kutim. Menurut Kadisbun M Alfian, Kutim termasuk salah satu daerah penghasil kakao terbesar, karena didukung iklim yang baik.