1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Akibat perkembangan kebun sawit, Utara Kutim jadi potensi ekonomi baru

“Karena pesatnya perkebunan sawit, sehingga kebutuhan dan keperluan masyarakat juga meningkat,” kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar dan Wabup Kasmidi Bulang disambut dengan pengalungan buka oleh warga Dayak yang mengenakan pakaian adat, saat kunker di Muara Wahau dan Kongbeng . ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Rabu, 19 Juli 2017 14:19

Merdeka.com, Kutai Timur - Wilayah utara Kutim, seperti di kecamatan Kongbeng dan Muara Wahau serta Telen yang memilik banyak perkebunan kepala sawit, menjadi salah satu daerah pertumbuhan ekonomi baru. Sebab, potensi perkebunan sawit di utara tersebut cukup besar, bahkan peredaran uang di kawasan itu juga luar biasa.

Hal itu disampaikan Bupati Kutim Ismunandar ketika melakukan kunjungan kerja (Kunker) sekaligus safari syawal dan halal bi halal belum lama ini dengan masyarakat di wilayah pedalaman Kutim tersebut.

“Karena pesatnya perkebunan sawit, sehingga kebutuhan dan keperluan masyarakat juga meningkat,” kata Ismunandar.

Akibat perkembangan perkebunan kelapa sawit yang menyerap banyak tenaga kerja dan pengusaha baru tersebut, puluhan miliar rupiah terus berputar di kecamatan yang dulunya tergabung menjadi satu Muara Wahau. Kecamatan Muara Wahau dan Kongbeng jika dijadikan satu seperti dulu sudah menjelma layaknya ibu kota kabupaten. Apalagi sudah dilengkapi perbankkan yang besar dan lebih dari satu unit.  

Guna mendukung perkembangan dua kecamatan ini, Ismu berjanji akan memprogramkan penambahan daya listrik dan volume air bersih bagi masyarakat. “Jika kebutuhan infrastruktur dasar itu terpenuhi diharapkan kesejahteraan masyarakat makin meningkat di masa mendatang,” tambah Ismunandar.

Yang perlu menjadi perhatian menurut mantan Sekretaris Kabupaten (Seskab) Kutim ini, ada tantangan baru yang harus dihadapi masyarakat bersama-sama. Yakni memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat. Karena biasanya di daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu menjadi sasaran peredaran barang haram tersebut. “Bukan tidak mungkin transaksi narkoba juga masuk hingga areal perkebunan kelapa sawit,” katanya.

Menurut Ismu, menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga anggota keluarga agar terhindar dari bahaya narkoba. Camat serta aparatnya dan pihak manajemen perusahan perkebunan harus bekerja sama, termasuk instansi terkait agar dapat menindak lanjuti dengan tes urine. Peredaran narkoba ini harus ditekan sedemikian rupa. Jika perlu karyawan yang terlibat agar tidak lagi diperpanjang kontrak kerjanya.

Camat Muara Wahau Irang Ajang mengatakan peredaran narkoba di wilayahnya saat ini memang menghawatirkan. Untuk itu dia berharap semua pihak turut terlibat dan bekerjasama dalam menekan peredaran serta penyalahgunaan narkoba tersebut. Dengan cara melaporkan setiap informasi yang didapat mengenai penyalahgunaan narkoba kepada para pihak yang berwenang.

“Saat ini jumlah masyarakat di Kecamatan Muara Wahau mencapai 3.034 jiwa, dengan jumlah KK 1.947. Dari jumlah yang begitu besar peran masyarakat termasuk instansi terkait diperlukan guna menekan peredaran narkoba tersebut,” ujar Irang Ajang.

Sementara Camat Kongbeng Furkani mengatakan, dari 18 etnis yang ada di wilayahnya, saat ini hidup dalam suasana kondusif, aman serta damai. Apalagi stakeholder yang ada di wilayah utara juga peduli terhadap masyarakat. Apapun yang ingin diperbuat, stakeholder selalu mengkoordinasikan ke pemerintah kecamatan dan desa.        

“Suasana inilah yang menjadikan Kecamatan Kongbeng menjadi kondusif aman dan damai,” jelas Furkani.

(AJ/AJ)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA