1. KUTAI TIMUR
  2. IKLAN BARIS

Beluluh tandai pelaksanaan pesta adat pelas tanah, untuk lestarikan budaya Kutim

“Saya harapkan pelas tanah ini menjadi salah satu daya tarik wisata Kutim untuk lebih jauh,” kata Ismunandar.

Bupati Kutim Ismunandar dan istri Hj Encek UR Firgasih tampak mengikuti upacara beluluh di rumah pendopo Bupati sebagai tanda dimulainya pesta adat peas tanah. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Selasa, 24 Oktober 2017 16:37

Merdeka.com, Kutai Timur - Pesta Adat Pelas Tanah (PAPT) 2017 jilid dua yang sudah menjadi agenda tahunan kembali digelar Adat Besar Kutai (ABK) dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) bekerjasama dengan Pemkab Kutim melalui Dinas Kebudayaan, Senin (23/10). Event yang digelar masih dalam rangkaian memeriahkan HUT Kutim ke-18 berjalan semarak. Gelaran ini pun menyedot animo masyarakat untuk berbondong-bondong mendatangi area kegiatan.

Kegiatan pelas tahan diwali dengan upacara ritual beluluh yang merupakan adat khas mayarakat Kutai berasal dari Kesultanan Kutai Kartanegara (Kukar). Beluluh sebagai ajang penyucian diri, sebelum melakukan sesuatu, agar seluruh kegiatan yang akan diselenggarakan berlangsung lancar dan sukses.

Bupati Kutim H Ismunandar beserta isteri Hj Encek UR Firgasih dan Wakil Bupati H Kasmidi Bulang beserta isteri Hj Tirah Satriani, terlihat khidmat mengikuti prosesi beluluh, di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Kutim dimulai Pukul 08.00 Wita. Menggunakan pakaian khas Kutai, pasangan pemimpin Kutim tersebut terlihat duduk di bangku khusus sembari mengikuti ritual yang disaksikan ratusan undangan dan warga.

Beluluh dipimpin oleh seorang belian berperan mengucapkan doa memohon kepada Yang Maha Kuasa guna membersihkan diri dari unsur-unsur jahat, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, diluluhkan di atas buluh/bambu.

Tampak ritual ini disaksikan langsung oleh Putra Mahkota Kusultanan Kukar HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, Kepala Adat Besar Kutim Sayyid Abdal Nanang Al Hasani, Seskab Irawansyah, Kadis Kebudayaan Iman Hidayat, Kepala BPPD Rustam Effendi Lubis. Usai merampungkan ritual beluluh. Selanjutnya ritual lanjutan yaitu tepong tawar, naik tiang ayu, serta menyalakan obor.

Dalam kesempatan itu, Ismunandar mengatakan pelas tanah tahun kedua ini harus terus dilestarikan. Karena sejarah panjang perjalanan Kutim dulu menjadi bagian dari Kesultanan Kukar. Berikutnya atas nama Pemkab Kutim dirinya mengimbau agar seluruh warga Kutim bersama-sama membangun dan melestarikan budaya Kutim ini setiap tahun.

“Kutim ini adalah daerah struktural wilayah Kerajaan Kukar awal berdirinya, tidak bisa dipisahkan oleh budaya Kutai. Nah, saya harapkan pelas tanah ini menjadi salah satu daya tarik wisata Kutim untuk lebih jauh. Baik mempromosikan tradisi budaya nenek moyang hingga terdengar ke dunia internasional,” kata Ismunandar.

Senada, Kepala Adat Besar Kutim Sayyid Abdal Nanang Al Hasani mengutarakan ajang ini fokus promosi sekaligus melestarikan adat Kutai hasilnya mendukung kepariwisataan di Kutim yang diharapkan berdampak positif terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Didampingi sejumlah panitia lainnya, dijelaskan selama sepekan, sebelumnya PAPT sudah dimeriahkan dengan Senam Jepen massal pada Minggu (22/10) dan akan berakhir Sabtu (28/10) mendatang.

“Jika di Tenggarong ada Erau maka di Kutim yang sudah berusia 18 tahun ada upacara adat Pelas Tanah yang rangkaian kegiatannya semata-mata untuk pelestarian adat Kutai agar tidak hilang karena pengaruh modernisasi,”jelasnya.

Berdasarkan jadwal yang digelar panitia, selama PAPT digelar beragam kegiatan digelar seperti Bazar kuliner, hiburan rakyat, tari kontemporer, festival tari jepen pesisir, lomba bemamai, ngenjong,  olahraga tradisional, pagelaran kesenian Kutai, karnaval budaya nusantara, festival kuliner, makan babaki dan perang tepung.

“Kegiatannya memang tidak berbeda dengan apa yang digelar selama Erau berlangsung, Kutai di Sangatta masih ada benang merah dengan Kutai di Tenggarong,” tutupnya.


(AJ/AJ)
  1. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA