1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Komunitas difabel juga bisa berprestasi tingkat internasional

“Kita menghargai semua kreasi dan prestasi yang dimiliki semua masyarakat, termasuk komunitas difabel,” kata Irawansyah.

Pengurus NPC Kutim periode 2015-2020 yang dilantik Jumat (21/4/2017) kemarin memiliki tugas untuk mencetak prestasi yang lebih baik. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 22 April 2017 05:33

Merdeka.com, Kutai Timur - Meski memiliki kekurangan bukan berarti tak bisa mencetak prestasi. Hal itu dibuktikan komunitas difabel yang tergabung di National Paralympic Commitees (NPC) Kutai Timur. Selama ini sudah banyak atlet difabel Kutim mengukir prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Bahkan Sekretaris Daerah (Sesda) Kutim Irawansyah mengajak seluruh anggota keluarga untuk melakukan ekspresi dan mengasah kemampuannya, meski memiliki kekurangan. “Apabila mempunyai prestasi pemerintah akan membantu, baik secara moril maupun materiil. Kita menghargai semua kreasi dan prestasi yang dimiliki semua masyarakat, termasuk komunitas difabel di Kutim,” kata Irawansyah, ketika menghadiri pelantikan pengurus NPC Kutim, Jumat (21/4/2017) kemarin.

Sekitar 20 orang pengurus inti National Paralympic Committees (NPC) Kutai Timur (Kutim) periode 2015–2020 resmi dilantik di area Ballroom Hotel Royal Victoria, oleh Ketua NPC provinsi Kaltim Prasetiyanto.

Acara pelantikan itu selain disaksikan Seskab Irawansyah, juga hadir unsur FKPD (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), Ketua Koni Kutim Johansyah Ibrahim, sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan anggota serta keluarga difabel di daerah ini serta guru maupun siswa SLB Negeri Sangatta.

Pada kesempatan itu, Sesda Irawasnyah mengatakan, Pemkab Kutim sangat mendukung olahraga tidak hanya atlet normal, namun juga komunitas difabel. Terlebih selama ini sudah menunjukkan prestasinya di berbagai event, sehingga perlu memperoleh  apresiasi yang tinggi. “Tidak ada perbedaan, difabel juga menjadi prioritas,” kata Irawansyah.

Irawansyah meminta agar masyarakat tidak boleh tertutup harus terbuka jika anak-anaknya punya bakat dan kemampuan dalam berolahraga meski dalam keadaan kurang fisik atau mental. Sebagai saran NPC juga bersikap jemput bola dalam mencari atlet-atlet baru di Kutim. Semua berangkat dari motivasi dan kemauan pasti bisa.

Sebelumnya, Ketua NPC Kaltim Prasetiyanto menuturkan struktur kepengurusan yang baru saja dikukuhkan ini pun menjadi salah satu agenda penting NPC Kutim mensukseskan Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) 2018 mendatang setelah gelaran Pekan Olahraga Provinsi  (Poprov)  XV  di Kutim. NPC merupakan komite olahraga penyandang difabel (cacat fisik dan mental) hampir mirip dengan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) lembaga olahraga tertinggi membawahi cabang olahraga (cabor)  bagi atlet kondisi fisik normal.

NPC setara dengan KONI khusus olahraga untuk atlet terlahir difabel. Jika dikatakan cacat kurang tepat, pemerintah akhirnya mengganti namanya menjadi difabel lebih pas. Tujuan dalam pelantikan ini yakni pembinaan bibit-bibit muda difabel mulai berusia 12 tahun hingga dewasa. Tercatat ada sekitar 450 anak difabel di Kutim namun menyisakan sejumlah pekerjaan rumah karena ada beberapa orang tua menutupi anak-anaknya membuat pencarian atlet sedikit terkendala,” ujar Prasetiyanto.

Namun dirinya tetap optimis pencarian sekaligus Pembina atlet-atlet terus dilakukan  NPC mengingat dukungan dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kutim terus mengirimkan siswa-siswinya masuk dalam pemusatan latihan sekaligus seleksi. “Menjadi kebanggaan, sebelumnya atlet Kutim Sudirman dari cabor catur masuk dalam kontingen Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di kancah event olahraga internasional yaitu ASEAN Para Games 2014 di Myanmar,” katanya.

Ketua  NPC Kutim Kris Priyo menambahkan olahraga difabel punya hak  yang  sama dengan atlet normal tidak boleh adasekat - sekat. Ini bukan olahraga rekreasi tetapi ada nilai daya juang sama juga mencari prestasi tertinggi demi kemajuan olahraga daerah.

“Untuk diketahui saat Peparprov 2015 di Samarinda lalu atlet difabel Kutim berhasil menorehkan tinta emas dengan menggondol 20 medali. Menurunkan 14 atlet, masing-masing 12 atlet pria dan 2 wanita membawa pulang 10 medali emas, 5 perak, dan 5 perunggu.

Dijelaskan olehnya, event yang dihelat pada tanggal 30 Maret hingga 5 April itu memiliki nilai dan kesan tersendiri bagi para kontingen Kutim. Meski hanya bermodalkan persiapan  seadanya dan anggaran yang  terbatas, tak menghentikan kesuksesan para Kontingen Kutim mengukir prestasi dan mampu mengharumkan nama baik daerah.





(AJ/AJ)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA