“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan wanita dan kemandirian sehingga memiliki penghasilan tambahan,” Irawansyah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Kepedulian pengurus Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kutim dan Bhayangkari terhadap kaum hawa dan kadernya patut dicontoh. Salah satunya adalah menggelar pelatihan decoupage jilbab kepada 128 wanita, guna memberikan tambahan keterampilan dan diharapkan mampu membuka usaha ke depannya.
Pelatihan yang berlangsung di ruang Meranti, kantor Bupati kawasan Bukit Pelangi itu, dilaksanakan sehari, Selasa (14/2/2017) kemarin. Kegiatan ini sangat pas dengan kaum hawa, lantaran merupakan seni menghias benda dengan cara menempel kain atau kertas pada permukaan benda tersebut menggunakan lem khusus.
Sebanyak 128 peserta dilibatkan pada pelatihan kerajinan decoupage menggunakan tissue servietten (tisu khusus) yang bisa diaplikasi pada media apa saja. Yaitu kaca, kain, kayu maupun kaleng dan kulit sintesis. Peserta merupakan perwakilan organisasi kewanitaan yang ada di Kutim.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kutim Irawansyah saat membuka pelatihan Decoupage Jilbab, di Ruang Meranti, Kantor Bupati, mengatakan bahwa GOW bertangung jawab meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya wanita.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan wanita. Selanjutnya wanita mendapatkan kemampuan intelejensi kemandirian sehingga dapat memiliki penghasilan tambahan,” kata mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini saat membuka kegiatan.
Kegiatan ini juga dihadiri Ny Encek UR Firgasih selaku Ketua TP PKK Kutim dan Bunda PAUD, Ketua GOW Tirah Satriani dan Ketua Bhayangkari Ny Gita Rino Eko, serta beberapa organisasi kewanitaan yang ada di Kutim.
Ketua TP PKK Kutim yang juga Ketua Penasehat GOW Encek UR Firgasih menegaskan akan selalu mendukung kegiatan GOW. Dia berharap kegiatan yang dilaksanakan sehari ini dapat memberi manfaat bagi kaum hawa, khususnya yang tergabung dalam organisasi kewanitaan.
“Dapat menghasilkan produk kreatif sehingga bisa menjadi penghasilan kas ekonomi GOW. Dari hasil pembuatan decoupage jilbab ini tentunya harus ada yang bisa memasarkan. Siap tidak GOW jilbabnya sudah punya icon GOW Kutim?,” tanya Firga sapaan akrab Encek UR Firgasih dan langsung di iyakan oleh seluruh peserta.
Jika siap, Firga yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kutim ini mengaku akan berupaya memasarkan hasil produksi jilbab GOW Kutim. Firga meminta agar seluruh peserta dapat konsentrasi pada pengembangan satu keterampilan saja. Tidak banyak, agar dapat terus terasah dan maksimal. Sehingga setelah pelatihan ini, akhirnya GOW mempunyai icon jilbab yang dapat dijual dengan kisaran harga Rp 100 ribu.
“Pada tahun 2018, ibu akan membelinya. Untuk organisasi kewanitaan harus selalu menjaga kekompakan, kebersamaan dan jangan ada warna warni (silang pendapat yang memecah belah). Sehingga kita bisa membangun Kutim lebih baik lagi, dengan fokus dan tuntas" ujarnya.
Ketua GOW Kutim Tirah Satriani berharap dari materi atau pendidikan yang didapatkan dari pelatihan dimaksud, perwakilan organisasi wanita yang menjadi peserta dapat menularkan ilmunya ke rekannya. Sehingga ilmu tersebut dapat terus berkembang secara berkesinambungan sampai ke masyarakat bawah. Untuk membentuk kemandirian terhadap kaum perempuan di Kutim bisa terwujud.