1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Istri Wabup serahkan bantuan pendidikan untuk 109 siswa SLB

“Anak-anak ini jangan pernah dilupakan. Alhamdulillah kita dapat kesempatan untuk mengunjungi dan memberikan sedikit bantuan,” kata Tirah.

Isri Wabup Ny Tirah Satriani ketika berkunjung ke SLB dan berdialog dengan siswa berkebutuhan khusus dan menyerahkan bantuan pendidikan. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Kamis, 27 Oktober 2016 10:38

Merdeka.com, Kutai Timur - Jiwa sosial dan rasa empati istri Wakil Bupati (Wabup) Ny Tirah Satriani patut dicontoh. Setelah beberapa waktu lalu membantu anak panti asuhan yang mengalami kecelakaan dan dirawat di RSU Kudungga, kini kembali membantu para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sangatta Utara.

Rabu (26/10), Ny Tirah melakukan kunjungan ke SLB yang berlokasi di jalan guru besar, Sangatta Utara. Bantuan yang diberikan kepada siswa SLB itu, dikaitkan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke 17 Kabupaten Kutim beberapa waktu lalu. Secara pribadi, Tirah memberikan sejumlah bantuan pribadi kepada siswa sekolah luar biasa (SLB).

Saat menyerahkan bantuan Tirah didampingi Kepala Sekolah SLB Haristo Mappa. Batuan yang diserahkan yakni tas sekolah, buku tulis, dan makan siang kepada 109 siswa. Terdiri dari  6 siswa SMA LB, 21 murid SMP LB 21, serta 82 siswa SLB.

“Karena ini masih dalam rangkaian Hut Kutim yang ke 17 dan ada anak-anak yang berkebutuhan khusus yang harus kita perhatikan juga. Anak-anak ini jangan pernah kita lupakan. Alhamdulillah hari ini kita dapat kesempatan untuk mengunjungi dan bisa memberikan sedikit bantuan,” kata Tirah.

Dalam dialog kecil usai penyerahan bantuan, Tirah banyak mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh pihak sekolah. Diantaranya permohonan kepada pemerintah untuk dapat menambah ruang kelas. Berikut penyediaan tenaga supir untuk mengoperasikan kendaraan oprasional antar jemput anak sekolah.

“Karena mobilnya ada, akan tetapi supirnya tidak ada. Dengan kondisi jalan yang kurang baik menuju lokasi sekolah, mempersulit anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk bisa tepat waktu masuk sekolah," jelas Kepala SLB Haristo Mappa.

Menurut Haristo, ada stigma yang terbangun di masyarakat bila anak-anak di SLB, berkebutuhan khusus tak bisa bergaul. Banyak juga masyarakat yang merasa enggan bermain atau mendekati lantaran takut tertular. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Sebab semua anak memiliki potensi, kemampuan dan hak yang sama untuk dihargai keberadaannya. Untuk itu pihaknya berusaha menghapus stigma dimaksud, sehingga siswa SLB bisa diterima ditengah-tengah masyarakat.

"Terimakasih kepada Ibu Wakil Bupati Kutim yang juga sebagai Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Kutim Tirah Satriani, yang telah menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Sekolah SLB dan memberikan bantuan kepada siswa kami," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Tirah mengaku akan berupaya memenuhi aspirasi dimaksud. Dia berjanji akan segera berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk mencarikan solusi terkait permasalahan tersebut.

Sekedar diketahui dari total 109 siswa SLB yang mengalami keterbatasan diantaranya 15 orang autis, 4 orang tuna daksa, 65 orang tuna grahita, 2 orang tuna netra, dan 23 orang tuna rungu.

(AJ/AJ)
  1. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA