1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Upaya tingkatkan kualitas pewarnaan batik khas kutim

“Kita mencoba produk yang dihasilkan bisa memiliki daya saing atau kompetitif dengan produk batik daerah lain,” kata Edward.

Suasana pelatihan pewarnaan batik bagi pengrajin batik di Kutim, agar kualitasnya menjadi lebih baik dan mampu bersaing di pasaran. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Senin, 12 Juni 2017 10:23

Merdeka.com, Kutai Timur - Para pengrajin batik di Kutai Timur memang belum begitu ramai seperti di Jawa yang sudah menjadi industri batik. Kendati masih bersifat hom industri (industri rumah tangga) namun Pemerintah Kutai Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus meningkatkan kualitas produksi batik khas Kutim tersebut.

Salah satunya memberikan peningkatan keterampilan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya yang bergerak di sektor batik khas Kutim. Yang dititik beratkan dalam peningkatan kualitas adalah, bagaimana cara mewarna batik, agar lebih awet dan memiliki kualitas yang baik.

Setidaknya da 20 peserta pelatihan dari IKM se-Kutim yang ikut pelatihan batik dan tenun belum lama ini. “Kita bekerjasama dengan Dekranasda Kutim terus melakukan bimbingan kepada pengrajin batik, agar hasilnya menjadi lebih baik dan bisa bersaing di pasaran lokal maupun nasional,” kata Kepala Dinas Perindag Edwar Azran belum lama ini.

Pihaknya mendatangkan pelatih membatik dan mewarnai dari Yogyakarta, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. Dijelaskan, dengan dilaksanakan pelatihan ini, para pengrajin diharapkan mampu meningkatkan kualitas produknya untuk mampu bersaing di pasaran pada umumnya.

“Kita mencoba menaikkan kualitasnya dengan meningkatkan teknik produksi, bahwa produk yang dihasilkan itu harus bisa memiliki daya saing atau kompetitif dengan produk-produk batik daerah lain di Indonesia.
Pelatihan membatik ini difokuskan bagaimana teknik mewarnai batik,” kata mantan Asisten Administrasi Umum Sekab ini.

Ditambahkannya motif dan warna sebuah batik bisa menambah nilai sebuah produk karena kualitas produk yang dihasilkan secara fisik kuat, bagus, indah, dan special. Namun jika dilihat warnanya belum tentu menarik, sehingga diperlukan pelatihan tersebut bagi pengrajin.

Apabila selera konsumen dapat terpenuhi maka sepertiga dari peluang pasar sudah bisa direbut. Sedangkan dua pertiganya bisa ditingkatkan melalui kualitas ditambah dengan harga jual yang rendah apabila.  Jika tiga variabel itu bagus maka kecenderungan memiliki produk akan meningkat dan menjadi lebih baik serta mampu bersaing di pasaran.

Sedangkan Sugianto pelatih batik dari BBKB Yogyakarta menjelaskan bahwa dirinya sudah berkecimpung di dunia batik sejak tahun 1985 di Balai Batik sebagai instruktur khususnya di bagian pewarnaan. Pihaknya akan membagikan ilmu untuk temen-temen pengrajin di Kutim, agar kualitas pewarnaannya bisa lebih baik lagi.

“Saya hanya memberikan bimbingan bagaimana cara meningkatkan kualitas pewarnaan. Sebab, pada umumnya pewarnaan tidak jauh bedanya yang dipakai di Kutim dan di Yogya karena bahan bakunya juga sama. Kita hanya  mempelajari teknik mengatur komposisi pewarnaan dengan menggunakan pewarna remasol, napthol dan indigosol,“ jelas Sugianto.

(AJ/AJ)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA