“Kami akan terus pantau masalah ini. Jangan sampai kuota yang seharusnya diterima Kutim, dilarikan ke luar Kutim,” kata Doni.
Merdeka.com, Kutai Timur - Setelah terjadi kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg beberapa waktu lalu, jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim gencar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan. Langkah ini dilakukan, agar pendistribusian tabung gas elpiji yang bersubsidi itu benar-benar sampai ke masyarakat.
Dari hasil sementara sidak yang dilakukan jajaran Disperindag selama dua hari, sejak Selasa (17/100 hingga Rabu (18/10) malam, ada indikasi sebagian tabung gas elpiji 3 kg itu tidak sampai ke Kutim. Dari total pendistribusian sebanyak 2.240 tabung, setelah dicek ke lapangan, ternyata tak semuanya masuk ke pangkalan.
“Ada dugaan sementara, sebagian tabung gas itu lari ke luar Kutim. Kami akan terus pantau setiap hari masalah ini. Jangan sampai kuota yang seharusnya diterima Kutim, dilarikan ke luar Kutim,” kata Kasie Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kutim Doni Evriady yang turun langsung ke lapangan.
Pihaknya bersama anggota lainnya melakukan sidak ke sejumlah pangkalan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di kota Sangatta. Menurut rencana dalam tiga hari ke depan akan terus melakukan pengecekan ke sejumlah pangkalan yang ada di ibukota kabupaten Kutim ini.
Dijelaskan Doni, panggilan akrabnya, pihaknya akan terus melakukan penelusuran mengenai dugaan larinya tabung gas elpiji 3 kg tersebut. Mengenai harga dasarnya, menurutnya sebesar Rp 25 ribu per tabung.
Mengenai adanya isu bahwa Pertamina melakukan peralihan dari tabung gas 3 kg ke tabung kas 5 kg, dibantahnya. Sebab, pihak Pertamina RU-V Balikpapan tidak melakukan instruksi penarikan tabung gas elpiji 3 kg tersebut sampai sekarang.
“Tidak benar jika Pertamina akan menarik tabung gas elpiji 3 kilo dari pasaran. Sebab, sampai sekarang tidak ada pemberitahuan kepada kami,” tegasnya.
Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan BP Migas Balikpapan guna membicarakan masalah ini. Terutama mengenai pendistribusian gas elpiji 3 Kg yang kuotanya jatah Kutim diindikasi ‘lari’ ke luar Kutim. Sekaligus mencari jalan keluar agar kebutuhan masyarakat tercukupi dengan baik.