“Sekarang ini masih ada tiga blank spot yang perlu diselesaikan, seperti di kecamatan Sandaran dan Busang,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Selama dua tahun pemerintahan Kutai Timur berjalan, banyak gebrakan yang dilakukan serta rencana program yang akan dilaksanakan di lapangan. Salah satunya berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Antara lain, listrik, air bersih, kesehatan dan pendidikan. Meski selama ini sudah berjalan, namun masih perlu ditingkatkan lagi ke depannya. Sebab, semua itu merupakan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat.
“Sekarang ini masih ada tiga blank spot yang perlu diselesaikan. Kecamatan Sandaran ada 3 desa, Kecamatan Busang BTS-nya sudah dibangun. Jadi maksud saya, kebutuhan dasar, seperti air bersih, listrik, kesehatan, itu terpenuhi semua,” kata Ismunandar.
Mantan Asisten Pembangunan Sekretaris Kabupaten Kutim ini mengaku tertarik dengan listrik tenaga air, semacam mikrohidro tetapi tidak menggunakan sungai, cukup menggunakan tandon saja atau pakai bak saja. Pihaknya akan mencoba di dua kecamatan lebih dahulu karena di dua kecamatan itu tiangnya sudah ada, jaringan sudah ada. Kalau itu berhasil, mungkin semuanya akan dilakukan.
Selama ini masyarakat Kutim sudah relatif mampu untuk menerangi listrik menggunakan mesin sendiri. Misalnya persoalan minyak, kadang-kadang masyarakat bisa belinya, tapi barangnya terkadang yang tidak datang-datang. Uangnya ada, minyaknya tidak ada. Minyak ini juga kadang mampu 6 jam atau 12 jam. Kalau ini (listrik tenaga air) bisa 24 jam, enggak usah mikir minyaknya lagi, cukup dengan air. Cuma harganya agak mahal sih, dan teknologinya sudah ada. Sehingga perlu dikembangkan ke depan.
Selain itu, ada rencana pembangunan listri menggunakan bahan biomasa yang ramah lingkungan. Investornya juga sudah ada, dan telah melakukan presentase rencana pembangunan pembangkit listrik tersebut. Dengan memanfaatkan ‘sampah’ atau limbah dari sawit, listrik akan lebih murah, terlebih di Kutim semua bahan itu tersedia dan mencukupi.
Ismu berharap, semua desa di Kutim bisa teraliri listri tahun depan. Jika yang selama ini sudah 24 jam, tidak ada masalah. Tapi warga yag belum memiliki listrik, setidaknya bisa menikmati nyalanya lampu selama 6 jam sampai 12 jam. Dan, yang sudah 12 jam, meningkat menjadi 24 jam.
“Itu cita-cita dan keinginan saya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika masyarakat di desa sudah mampu menikmati aliran listrik, saya yakin pertumbuhan ekonomi semakin membaik. Sebab, dengan adanya lampu, warga diharapkan termotivasi untuk berinovasi berusaha kreatif dan meningkatkan kesejahteraan secara mandiri di desanya masing-masing,” harap Ismu, panggilan akrab mantan Kadis PU Kutim ini.