“Saya intruksikan kepada Sekretaris Kabupaten, ke depan seluruh jajaran PNS di Pemkab Kutim kompak mengenakan Batik Kutim,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Produksi batik khas Kutim Wakaroros yang selama ini sudah mulai dikenal masyarakat, terus dipopolerkan berbagai pihak. Bahkan Bupati Kutim H Ismunandar meminta kepada kalangan pegawai lingkup Pemkab Kutim dan karyawan perusahaan ikut mengenakan batik khas Kutim ini.
Salah satu tujuan untuk mengenakan batik wakaroros ini, agar lebih dikenal masyarakat luas. Sehingga batik Kutim semakin dikenal masyarakat luas dan nantinya bisa diproduksi lebih banyak lagi.
“Saya intruksikan ke Sekretaris Kabupaten, ke depan seluruh jajaran PNS di Pemkab Kutim kompak mengenakan Batik Kutim,” kata Bupati saat menghadiri kegiatan peningkatan daya saing Batik Kutim gelaran komunitas pembatik Kutim bekerja sama Oldsabara (pusat oleh-oleh Sangatta) binaan PT Kaltim Prima Coal (KPC), di Hotel Royal Victoria, Selasa (7/11).
Intinya menurut Ismu, semua pihak bersepakat membeli batik Kutim hasil pengrajin komunitas pembatik, dalam jumlah banyak. Tidak hanya pemerintahan, tetapi di tempat lain seperti karyawan PT Kaltim Prima Coal (KPC) juga mendukung hal yang sama. Misalnya mengenakan batik dengan motif batu bara. Tujuannya untuk menggeliatkan potensi pemasaran sekaligus mempopulerkan Batik Kutim. Dengan begitu, hasilnya bisa untuk mendukung pengembangan batik lokal dari kreatifikas pembatik Kutim. Sekaligus mempromosikan batik wakaroros ke level nasional bahkan internasional.
“Jika seluruh masyarakat Kutim bangga mengenakan batik (wakaroros) khas daerah, maka perlahan tapi pasti batik Kutim akan semakin mendapat tempat di hati masyarakat,” sebut Bupati yang datang ke acara mengenakan kemeja batik motif ulin berwarna cokelat khas Kutim.
Dilokasi acara juga tampak hadir Bunda Pariwisata sekaligus istri tercinta Bupati yakni Hj Encek UR Firgasih, Wakil Bupati Kasmidi Bulang beserta istri Hj Tirah Satriani, Seskab Irawansyah, Ketua DPRD Kutim Mahyunadi, Kadisperindag Edward Azran, Sekretaris Dinas kpperasi Yudi Pramudya, mantan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman. Serta pembicara untuk workshop batik, sekaligus pemilik Batik Komar yaitu Komarudin Kudiya.
Ditambahkan Ismu, momentum ini tepat untuk lebih mengembangkan Batik Kutim. Seperti motif paku dan telapak tangan. Selama ini Kutim sangat bersyukur telah berada dititik progres yang positif. Sebab, para pelaku batik terus menjaga misi melestarikan budaya lokal.
Pada kesempatan itu, pemilik Batik Komar asal Bandung Komarudin Kudiya berbagi ilmu mengenai pola dan cara membatik yang benar. Menurutnya Batik Kutim sudah mewarnai perjalanan batik di Indonesia. Dengan mengikuti peningkatan daya saing mengasah kreativitas menciptakan ide desain.
“Batik Kutim sudah mengkreasikan budaya lokal dengan jawaban komitmen berusaha bersaing di kancah dunia fashion nasional dan internasional. Saya juga sudah daftarkan Kutim ikut dalam Festival Batik Unicraft mendatang,” kata Komarudin.
Komarudin menambahkan, kini kondisi perbatikan Indonesia terus melaju kencang, berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Namun di pasaran masih ditemukan kualitas tidak layak yaitu batik yang disablon (printing), sifatnya produksi pabrik tekstil. Seharusnya lebih dikedepankan batik yang menggunakan teknik canting (tulis) dan cap menggunakan lilin pemanas,
hasil pengrajin batik.
“Hasilnya lebih baik dan berkualitas jika menggunakan canting dan cap. Tentunya hal ini sudah terdaftar label Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk membedakan batik asli dan batik tiruan seperti produksi printing,” tutupnya.