1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Wabup temui mahasiswa demo, jelaskan soal karst dan pabrik semen

“Kami tidak setuju, jika kawasan karst ditambang untuk dijadikan bahan baku semen,” kata Aan.

Wabup Kasmidi Bulang ketika menemui mahasiswa yang melakukan aksi demo damai di kantor bupati dan melakukan dialog mengenai karst dan rencana pembangunan pabrik semen. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 29 Oktober 2016 08:48

Merdeka.com, Kutai Timur - Informasi mengenai rencana pembangunan pabrik semen di kecamatan Bengalon yang berdekatan dengan kawasan karst, mendapat respon dari kalangan mahasiswa di daerah ini. Rabu (26/10), mereka datang ke kantor bupati mempertanyakan sikap Pemkab Kutai Timur (Kutim) mengenai hal ini.

Kedatangan mahasiswa tersebut disambut Wakil Bupati (Wabu) Kasmidi Bulang di teras kantor bupati. Orang nomor dua itu langsung menemui para mahasiswa untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya, agar informasi tidak simpang siur dan menjadi fitnah.

Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Kutim ini menyatakan menolak adanya rencana pendirian pabrik semen yang dikhawatirkan justru merusak kawasan karst di kecamatan Bengalon dan Karangan maupun sekitarnya.

Koordinator Lapangan Aan mengatakan pihaknya hadir dengan aksi damai ingin mendengarkan sikap Pemerintah Kabupaten Kutim. Sebab, dari informasi yang diterimanya, ada beberapa pihak dari pabrik semen beserta tambang ingin menggali di wilayah pegunungan Karst. “Kami sangat tidak setuju, jika kawasan karst ditambang untuk dijadikan bahan baku semen,” kata Aan.

Mendengar aksi damai itu, Wabup langsung turun dari ruang kerjanya untuk menemui mahasiswa yang berada di teras kantor bupati. Kemudian orang nomor dua di Kutim ini melakukan dialog dengan mahasiswa secara akrab.

Pada kesempatan itu, Kasmidi yang juga mantan anggota DPRD Kutim asal partai Golkar ini menjelaskan soal perizinan pabrik semen yang ada di kecamatan Bengalon. Hingga saat ini, pemerintah Kutim belum ada mengeluarkan izin eksploitasi untuk pabrik semen. Dikatakan, pemerintah sangat mengapresiasi apa yang disampaikan mahasiswa.

“Kami sangat menghargai apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa sekarang ini. Dan, kami akan mengapresiasi aspirasi yang disampaikan ini,” kata Kasmidi.

Mengenai perizinan pendirian pabrik semen tersebut, jelas Kasmidi, selama ini ada PT Kobexindo yang memiliki izin sejak tahun 2003 silam dan sampai sekarang belum ada kejelasannya. Karena masalah ini menyangkut investasi, sehingga pemerintahan Kutim dibawah kepemimpinan Ismunandar dan Kasmidi Bulang ingin menjernihkan persoalan yang ada.

“Kita justru melakukan pengkajian secara ilmiah mengenai masalah ini. Apakah izin ini diteruskan atau tidak. Kita juga ingin, soal investasi harus jelas dan ada kepastian hukum. Jangan sampai investor yang sudah memiliki izin terus dibiarkan begitu saja tanpa ada kejelasan,” kata Kasmidi.

Mengenai pabrik semen, masih perlu dilakukan pengkajian mendalam. Apakah nantinya tidak mengganggu karst dan lain sebagainya. Langkah yang ditempuh pemerintah sejalan dengan pemikiran mahasiswa mengenai hal ini, yakni melakukan pengkajian yang positif.

Menurut Kasmidi, pemerintah memiliki komitmen untuk menjaga karst di Kutim. Terlebih dirinya pernah berkunjung ke karst Mengkuris di kecamatan Karangan yang memiliki keindahan alam. Di kawasan tersebut memiliki peninggalan sejarah dan harus dirawat dengan baik.

“Jika ada pabrik semen yang merusak karst, saya yang paling menolak adanya pabrik semen tersebut,” jelasnya.

(AJ/AJ)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA