1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Penjualan sapi kurban tak sesuai harapan, sebagian mengaku sepi

“Kemungkinan pengaruh anggaran, karena sekarang daerah agak susah, sehingga berdampak dari daya beli masyarakat," kata Safruddin.

Hewan sapi kurhban yang siap dijual belikan, namun terkesan masih sepi pembeli yang diperkirakan dampak ekonomi lesu. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Kamis, 31 Agustus 2017 14:01

Merdeka.com, Kutai Timur - Menjelang hari raya Idul Adha 1438 Hijriah penjualan hewan kurban masih belum mengalami peningkatan berarti. Hal itu menandakan daya beli masyarakat terhadap hewan kurban khususnya sapi masih belum menunjukkan kenaikan yang signifikan. Dari pantauan media ini, Jumat (25/8) dan Senin (28/8), para pedagang sapi kurban mengaku masih belum mencapai target penjualan seperti yang diharapkan sebelumnya.

Sare, salah seorang pedagang hewan kurban yang mangkal di jalan APT Pranoto, Sangatta Utara mengaku penjualan sapi kurban tahun ini masih belum mencapai target. Walaupun sudah berhasil melampaui penjualan tahun lalu. Sare menyebut tahun lalu penjualan sapi mencapai 80 ekor.

“Sampai saat ini, menjelang H-3 lebaran Idul Adha, baru bisa menjual 90 ekor saja dari 110 ekor sapi yang didatangkan. Mudahan saja sisanya ini bisa habis terjual sebelum H-1 lebaran Idul Adha” kata Sare yang mengaku hasil penjualan sapi tahun ini meningkat namun tak signifikan.

Dijelaskan olehnya, hewan kurban didatangkan langsung dari Sulawesi Selatan, tepatnya daerah Bone. Dijual dengan harga sekitar 15-30 juta rupiah tergantung ukuran. Dia mengatakan apabila sapi tidak habis terjual, akan dijual eceran dalam bentuk daging sapi di pasar.

Safruddin penjual hewan kurban di kawasan jalan A Wahab Syahranie, Sangatta Utara mengalami hal berbeda. Dia mengaku penjualan hewan kurban tahun ini sepi. Padahal biasanya menurut dia, H-5 menjelang perayaan Idul Adha, sapi dagangannya sudah hampir habis terjual.  Perbandingan cukup jauh, dibandingkan tahun lalu. Biasanya menjual 100 ekor lebih, tapi sampai saat ini baru bisa menjual 60 ekor saja. Dia merasa lesunya kondisi ekonomi yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat.

“Kemungkinan pengaruh dari (lesunya) anggaran juga. Karena sekarang daerah agak susah, masalah anggaran jadi berdampak dari daya beli masyarakat jadi berkurang,” ujar Safruddin.

Safruddin mengatakan harga per ekor sapi yang dijual bervariasi. Mulai yang peling rendah Rp 16- 30 juta. Sapi yang ia datangkan juga dari daerah Bone. Telah dinyatakan sehat, dibuktikan dengan surat rekomendasi dari Dinas Pertanian bahwa sapi sehat dan layak.

(AJ/AJ)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA