1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Setelah diperiksa, hewan kurban dinyatakan bebas penyakit

“Sebanyak 80 ekor sapi diperiksa mendetil oleh tim kesehatan Distan, mulai dari usia, kulit, hidung, kuku dan lainnya,” kata Oesman.

Tim pemeriksa kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim ketika melakukan pemeriksaan kesehatan hewan yang dijual belikan untuk berkurban. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Kamis, 31 Agustus 2017 15:55

Merdeka.com, Kutai Timur - Guna menjaga dan kualitas hewan kurban, Dinas Pertanian Kutai Timur (Distan Kutim) bergerak cepat melakukan pemeriksaan semua hewan kurban di Sangatta. Jika dinyatakan sehat, sapi maupun kambing kurban yang dijual diberikan disertifikasi dan diberi surat keterangan atau tanda kelaikan.

“Sebanyak 80 ekor sapi diperiksa oleh tim kesehatan Distan. Pemeriksaan dilakukan mendetail, mulai dari usia, kulit, hidung, kuku dan lainnya. Dari hasil pemeriksaan awal, semua sapi di jalan APT Pranoto dinyatakan sehat dan berhak memiliki sertifikasi kelaikan,” kata Kadis Peternakan drh Oesman didampingi Kabid Peternakan dan Ksehatan Hewan Madi Suaibman.

Dijelaskan, Kepala pemeriksaan hewan kurban yang dilakukan tersebut  merupakan tahap pertama. Selanjutnya pemeriksaan akan dilanjutkan hingga semua sapi kurban yang diperjual belikan steril dari penyakit. Baik penyakit kulit, kuku busuk, demam, ingusan, anthrax maupun cacing hati.

"Kami melakukan pemeriksaan dua tahap. Tahap pertama ini melihat fisiknya secara umum. Sedangkan tahap dua nanti ialah pasca disembelih. Jangan sampai ada cacing hati atau penyakit berbahaya lainnya," kata Mardi.

Dia juga mengingatkan agar warga lebih jeli dalam membeli hewan kurban. Sehingga tidak sampai membeli sapi yang kurang sehat atau sakit. Terlebih warga yang berada di daerah pedalaman. Mengingat tidak semua lokasi menjadi sasaran pemeriksaan. Apalagi peruntukannya untuk dikurbankan. Dari sudut agama maupun pemerintah hal tersebut tidak dibenarkan.

"Pintar memilih sapi qurban, dengan memastikan ada tanda kelaikan, saya rasa masyarakat sudah paham," sebutnya.

Kegiatan dimaksud selain berfungsi melihat keadaan hewan dan sertifikasi, juga mengenali penyakit usai hewan disembelih sekaligus mendata sapi yang di qurbankan. Dari pantauan media ini, penjual sapi kurban sudah marak di lokasi berbeda di Kota Sangatta sejak beberapa hari lalu. Tidak hanya penjual sapi atau kambing lokal, banyak juga dari luar daerah.

(AJ/AJ)
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA