1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Belajar ke Korsel, Disdukcapil ingin satukan data kependudukan

“Nah, di Korea Selatan sudah menyatu sumber data kependudukan dan catatan sipil baik dari Disdukcapil dan BPS mereka” kata Januar.

Kadisdukcapil KutimJanuar bersama robongan lainnya ketika berada di Korea Selatan belajar smart city kependudukan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Kamis, 06 Juli 2017 16:56

Merdeka.com, Kutai Timur - Kutai Timur yang memperoleh prestasi mengenai pencakupan kepemilikan akta kelahiran anak yang mencapai 97,95 persen, mendapat kesempatan belajar ke Korea Selatan (Korsel), bersama 9 kabupaten seluruh Indonesia yang memiliki prestasi serupa. Ini merupakan kesempatan emas, untuk belajar mengenai penyatuan data melalui Disdukcapil.

Kepala Dinas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kutai Timur (Kutim) Januar Harlian Putera Lembang Alam (HPLA) yang mewakili Kutim ikut bertolak ke Korea Selatan pada 20 hingga 27 Mei lalu. Yang membanggakan, Kutim merupakan wakil Kalimantan untuk ikut ke Korea Selatan tersebut.

Saat berada di Korea Selatan menurut Januar, peserta mempelajari kegiatan Training Civil Registration and Vital Statistics (CRVS) and Nasional Identity Management System, e-Learning Course and e-Government. Atau pelatihan  registrasi sipil dan statistik vital, sistem manajemen identitas nasional, dan sitem pemerintahan elektronik. Kegiatan ini pun disponsori langsung oleh Bank Dunia (World Bank) serta perguruan tinggi di Korea Selatan.

Januar mengatakan kegiatan ini juga didukung oleh Ewha Womans University salah satu perguruan tinggi di Korea Selatan ditambah dengan Universitas Terbuka setempat. Fokusnya mengkaji terhadap pencatatan tentang penduduk dan catatan sipil berkaitan denga peta statistik. Khususnya  di Indonesia dalam pengumpulan sistem data kependudukan masih belum menjadi satu dengan  Badan Pusat Statistik (BPS) pasalnya belum ada kerja sama.

“Nah, di Korea Selatan sudah menyatu sumber data kependudukan dan catatan sipil baik dari Disukcapil dan BPS mereka. Gunanya langsung mendeteksi terhadap data warganya bermukim. Jika mencari tinggal klik saja dan memasukkan nomor identitas contohnya Nomor Identitas Kependudukan (NIK),” kata Januar.

Dirinya menambahkan ini memudahkan ketika membuat paspor, data identitas tinggal dicopy saja karena menjadi sudah masuk dalam data base digital tidak perlu membuat pendaftaran ulang. Kecanggihan dari sistem satu pintu ini masyarakat tidak perlu khawatir dengan perubahan nama hasilnya tidak bisa double (kembar). Karena sudah link sehingga ketika mendaftar di kependudukan korea pasti akan otomatis terekam  di Kantor Imigrasi maupun BPS. Secara perlahan, sambungnya, program itu akan menjadi contoh dalam inovasi teknologi sistem digital bekerja sama dengan BPS. Dalam memokuskan data tunggal, hanya satu sumber data bisa dilihat di Disdukcapil  maupun dari BPS. Sebab di Korea dibangun suatu persamaan persepsi oleh pemimpin. Semua penduduk sudah terdeteksi cepat, contohnya saja membantu pihak kepolisian dalam mencari data warga, Perbankan, ataupun ketika ikut mendaftar menjadi TNI tinggal klik saja.

Ditambahkan Januar bahwa regulasi ini nanti akan dicoba diterapkan, sebelumnya Kemendagri sudah akan membentuk sistem ini dengan membuka NIK saja sudah terkoneksi. Ada sebanyak 268 lembaga Disdukcapil di seluruh Indonesia sudah link. Jika ada kerja sama dengan pusat tinggal melihat NIK, karena hanya satu NIK berlaku. Warga ingin mendapatkan identitas ketika tinggal di daerah tertentu. Jumlah orangnya padahal tetap, tidak berubah datanya saja yang berubah. Tujuan ini pun dibangun bersama masyarakat mendapatkan data valid.

“Kami akan membenahi masalah pekerjaan yang belum selesai yaitu perekaman e-KTP. Sedangkan akte kelahiran ini adalah sumber data menentukan baik orang itu semasa hidup hingga meninggal. Selanjutnya ada inovasi apa yang perlu diterapkan terutama dalam regulasi kita sepakati kepada seluruh Kemendagri menyatukan data hanya satu. Kutim  menuju smart city mencontoh korea mereka punya satelit dan CCTV  canggih yang mudah dipantau,” tambahnya.

Untuk diketahui Kutim satu-satunya daerah mewakili Kalimantan mengikuti pelatihan ini, disusul Sumatra Barat yaitu Kabupaten Pariaman, Bangka Belitung yaitu Kabupaten Belitung. Maluku Utara yaitu Kabupaten Seram Utara, Jawa Tengah dari Kota Semarang, Jayapura yaitu Kota Jayapura, Jawa Timur yaitu Kota Kediri dan Kabupaten Ponorogo, satu provinsi diwakili DKI Jakarta. Ada juga perwakilan dari Asia Tenggara lain seperti dari Myanmar, Philipina, Thailand, dan peserta dari Negara lain seperti Kenya, Kanada, Bangladesh dan lainnya.

(AJ/AJ)
  1. Pemerintahan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA