1. KUTAI TIMUR
  2. SENI BUDAYA

Pawai budaya, meriahkan perayaan HUT ke-17 Kutim

“Ini bukti adanya kearifan lokal yang aman dan kondusif, bahwa di Kutim ada Indonesia mini,” kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar dan Wabup Kasmidi Bulang menerima replika patung lembuswana dari peserta pawai budaya dengan mengenakan baju adat Kutai. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Kamis, 13 Oktober 2016 17:07

Merdeka.com, Kutai Timur - Beragam etnis yang ada di Kutai Timur, Kamis (13/1) menunjukkan kebersamaan, dengan mengikuti pawai budaya. Kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Kutai Timur.

Pawai budaya ini dimulai dari halaman kantor Camat Sangatta Utara dan berkeliling kota, kemudian kembali ke tempat start. Selain bupati Ismunandar dan Wabup Kasmidi Bulang, unsure Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), juga masyarakat ikut menyaksikan parade budaya yang ditampilkan maisng-maisng kecamatan yang ada di Kutim.

Bupati Kutim Ismunandar mengatakan, keberagaman budaya dan etnis yang ada di wilayahnya, sebagai wujud kebersamaan semua etnis yang ada di Kutim. Diharapkan, semua etnis tetap saling menjaga kerukunan dan persatuan, sehingga pelaksanaan pembangunan ke depan dapat berjalan lancar dan aman.

Ismunandar didampingi Kasmidi Bulang sebelum melepas peserta pawai mengatakan Kutim merupakan miniatur Indonesia. Menurut dia apa yang diperlihatkan oleh seluruh peserta merupakan  bukti bahwa di Kutim terdapat banyak sekali ragam suku bangsa. Semua hadir dengan perasaan bahagia dan memeriahkan HUT ke 17 Kutim.

“Ini bukti adanya kearifan lokal yang aman dan kondusif. Semua ikut bergembira dalam memeraihkan HUT ke-17 Kutim. Bukti bahwa di Kutim ada Indonesia mini,” sebut Bupati yang juga sebagai Ketua Dewan Kesenian Daerah Kutim.

Ketua Panitia Pelaksana Pawai Budaya Mugeni mengatakan, selain perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga hadir peserta dari kecamatan, perwakilan perusahaan, sekolah dan paguyuban serta organisasi kemasyarakatan.

“Semuannya berjumlah 46 peserta dengan berbagai atribut kebesaran masing-masing daerah,” jelas Mugeni.

Setelah melepas iring-iringan peserta pawai budaya, Bupati beserta rombongan pejabat lainnya langsung menuju panggung kehormatan yang disiapkan panitia di jalan Walter Mongonsidi. Sekitar pukul 11.30 wita, Bupati dan pejabat lingkup Pemkab Kutim sudah mulai menyaksikan kembali iring-iringan peserta pawai budaya.

Peserta menampilkan suguhan berupa atraksi kesenian secara bergantian. Ada yang tari hudoq, tari tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT), modivikasi kesenian tari tadisional Jawa dari peserta Kecamatan Kaliorang, parade kostum tradisional suku Dayak, Kutai, dan ratusan etnis serta budaya Indonesia lainnya. Semua peserta menampilkan atraksi menarik. Ada pula peserta yang menarik perhatian Bupati mapun Wabup dengan cara menyerahkan souvenir seperti kain tenun khas NTT, miniatur patung lembuswana, makanan khas dari Sangkulirang serta beberapa souvenir lainnya. Pawai baru berakhir sekitar pukul 13.20 wita.

Untuk pawai seni dan budaya kali ini, panitia menyiapkan hadiah menarik berupa piagam penghargaan, trophi dan uang pembinaan. Peserta dinilai dengan kriteria daya tarik, harmonisasi, keunikan dan inovasi serta keutuhan tim. Pawai budaya ini mengambil rute star di halaman Kantor Camat Sangatta Utara, belok kiri menuju jalan Sudirman kemudian jalan karya Etam. Melintasi jalan Yos Sudarso 2, belok kiri melewati panggung kehormatan di jalan Wolter Mongonsidi, jalan Doponegoro dan finish di Kantor Camat Sangatta Utara.

(AJ/AJ)
  1. Zona Turis
  2. Wisata
  3. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA