“Antusiasme masyarakat patut diapresiasi karena memilih merayakan HUT Kemerdekaan dengan mengundang tim kesenian Reog Ponorogo,” sebut Heldy.
Merdeka.com, Kutai Timur - Berbagai upaya dilakukan sejumlah lapisan masyarakat untuk memeriahkan peringatan HUT ke-72 Kemerdekaaan Republik Indonesia (RI) yang lalu. Salah satunya ‘menghidupkan’ kesenian daerah Jawa seperti reog Ponorogo yang ditampilan masyarakat untuk ikut sumbangsihnya memperingati Kemerdekaan RI tersebut.
Melalui kesenian tradisional seperti itu, warga Jawa yang ada di perantauan seperti Kutai Timur, bisa melihat langsung kesenian di daerah asalnya. Salah satu contohnya warga kecamatan Rantau Pulung yang mengundang tim kesenian Reog Ponorogo Margo Kencono yang bermarkas di jalan Margo Santoso, Sangatta Utara ini, untuk tampil di kecamatan tetangga itu.
Antuasiasme masyarakat melihat kesenian tradisional cukup ramai. Reog sengaja dihadirkan untuk memberikan hiburan memeriahkan hari jadi ibu pertiwi. Kedatangan tim kesenian khas Ponorogo ini juga atas permintaan masyarakat dari SP (Satuan Pemukiman) 3, 4 dan 5 Rantau Pulung.
“Alhamdulillah warga yang menyaksikan kesenian Reog Ponorogo dan Ganongan di Rantau Pulung membludak. Antusiasme warga di sini patut diapresiasi karena memilih merayakan HUT Kemerdekaan dengan mengundang tim kesenian Reog Ponorogo,” sebut Heldy Frianda, Koordinator Humas Reog Ponorogo Margo Kencono Sangatta.
Dua kali penampilan Reog Ponorogo Margo Kencono, masing-masing di Rantau Pulung (20/8) dan di jalan Margo Santoso, Sangatta Utara (18/8) selalu mendapat apresiasi dari masyarakat. Terbukti di setiap penampilannya, selalu saja dipenuhi penonton yang membludak. Khusus saat tampil di Rantau Pulung, Reog Ponorogo yang dipimpin Sudarto serta pimpinan rombongan Mbah Samad dan Pakde Sukat ini membawa pemain, penari, pemusik hingga penyanyi. Termasuk pendamping untuk make up artis dengan jumlah keseluruhan 35 orang.
Heldy mengaku bersyukur karena perhatian masyarakat terhadap kelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional masih sangat baik. Dia berharap ke depan tidak hanya kesenian Reog Ponorogo saja yang bisa tampil, melainkan merata pada kebudayaan dari etnis nusantara.