1. KUTAI TIMUR
  2. PROFIL

Hati Jumiati berdegub kencang, ketika bendera yang dibawanya diterpa angin

“Saya terharu bisa mengatasi bendera yang hampir terbang dan saya merasa sangat bersyukur mampu melaksanakan tugas dengan baik," kata Jumiati.

Jumiati Jiu, hatinya gerdegub kencang, ketika bendera di atas baki akan terbang ditiup angin. Beruntung dia bisa cepat mengatasinya dengan baik. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 19 Agustus 2017 09:22

Merdeka.com, Kutai Timur - Tugas berat yang diemban dijalankannya dengan baik dan penuh semangat. Meski beban yang diperankan tidak mudah, namun berkat semangat dan tekat yang kuat serta dorongan teman-teman, pelatih dan terutama orangtua yang memberikan doa restu, akhirnya tugas yang dilaksanakan mampu dilalui dengan baik dan lancar.

Itulah sosok pembawa bagi bendera duplikat saat pengibaran upacara peringatan detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 lalu di halaman kantor bupati. Dialah Jumiati Jiu, gadis asal desa Marga Mulya, kecamatan Kongbeng, Kutai Timur. Wanita kelahiran 19 Mei 199 ini, matanya tampak berkaca-kaca usai melaksanakan tugasnya membawa bendera dengan baik. Bahkan dia mengaku hatinya gerdegub kencang ketika bendera yang dibawanya di atas baki akan terbang tertiup angin.

Kepada awak media, gadis berparas cantik berkulit kuning langsat ini masih bisa melempar senyum sambil menceritakan pengalamannya dengan perasaan puas. Jumiati saat ini tercatat sebagai pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 2 Kecamatan Muara Wahau. Dia menjelaskan hingga selesai prosesi pengibaran dan berada di balik panggung masih tidak dapat menutupi rasa haru bercampur bangga, setelah berhasil melaksanakan tugas mulia tersebut.

“Saya sangat terharu karena bisa mengatasi bendera yang hampir terbang dan dapat mengatasinya dengan baik. Saya merasa sangat terharu sekali sekaligus bangga menjalankan tugas ini,” kata putri dari pasangan Jiusad dan Rini Bandrin ini.

Dia mengaku pada saat sebelum hingga pelaksanaan upacara, hatinya berdebar-debar dag dig dug tak karuan sebelum menjalankan tugas diberikannya iu. Terlebih cuaca tidak seperti yang diharapkan bersama, lantaran  gerimis dan berangin bahkan semalaman diguyur hujan hingga lapangan becek. Wanita berambut pendek ini khawatir saat bendera yang dibawanya di atas baki akan terbang terkena angin.  

“Ketika ada angin dan mau terbang, satu tangan saya cepat-cepat menutupnya dan satu tangan menahan baki. Syukur bisa teratasi dengan baik,” ucap dara ini sambil tersenyum.

Gadis 18 tahun ini mengatakan, sepanjang melaksanakan tugasnya membawa baki yang tergabung di pasukan 8, rasa grogi dan takut terus muncul. Namun ia mencoba santai dan tetap tersenyum sambil mengatur ritme jantung agar tetap konsen sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik  dan lancar.

Tak lupa Jumiati yang masih mengenakan seragam Paskibraka dengan sedikit lumpur pada bagian bawahnya, dia berterimakasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan. Terutama kepada pelatih yang selama ini telah melatih Paskibraka Kutim dengan tidak kenal lelah. Setelah ini Jumiati  berharap dapat terus ambil bagian untuk melatih calon Paskibraka tahun selanjutnya. Dengan membagi pengalaman serta suka duka menjadi Paskibraka kepada teman-teman di sekolahnya. Jumiati merasa sangat senang karena bisa dilatih oleh pelatih-pelatih yang baik, yang selalu menerapkan kedisiplinan dan kemandirian.

Anak kedua dari tiga bersaudara dengan kakak pertama Martina Jiu dan adik Apriliana Jiu, selain mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah, juga dikenal selalu aktif dalam kegiatan lain di luar sekolah seperti olahraga Bola Voli. Bahkan dari kegiatan itu, dia sering mendapatkan juara di berbagai turnamen-turnamen Bola Voli. Baik di dalam daerah maupun di luar daerah. Gadis yang pernah duduk di SDN 002 dan SMP N 1 Kongbeng, tidak pernah berkecil hati dan menyurutkan niatnya untuk terus belajar serta berprestasi. Meskipun pekerjaan orangtua hanya sebagai petani.

Selama mengikuti seleksi sampai 16 Agustus 2017, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan "Capaska" atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan 17 Agustus, anggota dinamakan "Paskibraka". Setelah 17 Agustus, dinamakan "Purna Paskibraka”. Tingkatan Paskibraka ada tiga yaitu Paskibraka Nasional bertugas di Istana Negara, Paskibraka Provinsi bertugas di Pusat Pemerintahan Provinsi dan Paskibraka Kota/Kabupaten bertugas di Pusat Pemerintahan Kota/Kabupaten.


(AJ/AJ)
  1. Profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA